Rabu 19 Dec 2012 15:33 WIB

Juli 2013, Batas Ical Naikkan Elektabilitas

Rep: Esthi Maharani/ Red: Fernan Rahadi
Aburizal Bakrie dan Akbar Tandjung
Aburizal Bakrie dan Akbar Tandjung

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua Dewan Pertimbangan (Wantim) Pusat Partai Golkar Akbar Tanjung memberikan batas waktu bagi DPP Partai Golkar untuk menaikan elektabilitas partai berlambang pohon beringin itu. Juli 2013 menjadi waktu yang dianggap tepat karena tepat satu tahun pencalonan Aburizal Bakrie sebagai capres dari Golkar.

"Jika hingga Juli 2013 tidak ada juga kenaikan elektabilitas dari Ical, perlu dipertimbangkan oleh internal partai untuk melakukan kajian dan analisis mendalam tentang penetapan Ical sebagai calon presiden," kata Akbar, Rabu (19/12).

Ia menilai elektabilitas Ical masih jauh dari target yang ditetapkan. Dewan Pertimbangan Partai Golkar, kata dia, akan menagih janji DPP Golkar yang menargetkan perolehan suara melebihi 30 persen.

"Jika Golkar bisa meraih target tersebut, dipastikan kepercayaan diri akan naik, namun Wantim sendiri melihat sampai sekarang target itu masih jauh dari harapan," katanya.

Ia juga mengatakan jika tingkat keterpilihan Ical naik akan terus didorong, tapi kalau tidak harus dicari jalan terbaik. Sayangnya, Akbar enggan menyebutkan pilihan-pilihan yang ditawarkan Dewan Pertimbangan Partai Golkar.

"Kami lihat dulu sampai setahun ke depan," kata Akbar.

Sementara itu, Ketua  DPP Partai Golkar, Hadjriyanto Thohari menilai surat dari Wantim mengenai elektabilitas Aburizal Bakrie bukanlah untuk mengevaluasi kembali pencalonan Ical menjadi presiden. Jika untuk evaluasi pencalonan Ical, maka surat tersebut seharusnya ditujukan kepada rapat pimpinan nasional (rapimnas) yang memutuskan pencapresan Ical sebagai calon presiden (capres) tunggal partai.

"Memang (surat wantim) mempertanyakan elektabilitas tapi dalam konteks mencari titik dan strategi apa lagi, ini kok (elektabilitas) enggak naik kenapa," katanya.

Untuk diketahui, dalam dua kali pemilu, Golkar mengalami kekalahan. Terlebih lagi pada 2004. Golkar menang tetapi harus kalah dalam pilpres karena ada dua kader PG yang maju dalam pesta demokrasi tersebut yakni Wiranto yang dijagokan Golkar dan Jusuf Kalla yang menjadi cawapres bersama

Menurutnya, hal itulah yang membuat Wantim trauma sehingga menginginkan pada pemilu mendatang Golkar bisa menang. Rencananya, Golkar akan membahas surat ultimatum dari Wantim pada pekan depan.

"Kemungkinan minggu depan, bisa dalam rapat harian," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement