Kamis 20 Dec 2012 07:26 WIB

Wah, AS Segera Buka Hubungan Militer dengan Myanmar

Bendera Amerika Serikat
Bendera Amerika Serikat

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON---Amerika Serikat siap untuk mengambil langkah baru membuka hubungan militer dengan Myanmar sebagai cara memperkuat reformasi politik yang dilakukan oleh negara itu, kata seorang pejabat senior pertahanan AS Rabu.

Pentagon mengatakan, kerja sama tersebut kemungkinan akan mengambil bentuk pelatihan "tidak mematikan" bagi petugas Myanmar yang berfokus pada bantuan kemanusiaan, kedokteran militer dan pertahanan "reformasi," kata pejabat itu, yang berbicara dengan syarat

tak disebut jatidirinya kepada wartawan.

"Kami sedang melihat langkah-langkah baru dalam hubungan militer AS-Burma. Kami umumnya mendukung dalil bahwa hati-hati mengkalibrasi, tepat sasaran dan kontak efektif militer-ke-militer dalam

memajukan upaya reformasi keseluruhan di Burma," kata pejabat itu.

"Intinya adalah kita tertarik, kita mencari cara untuk bergerak maju dan saya pikir Anda akan melihat langkah-langkah tepat mengkalibrasi dalam waktu dekat," katanya.

Hubungan antara kedua negara telah mengalami perubahan sejak militer yang berkuasa di Myanmar menyerahkan kekuasaan tahun lalu.

Kunjungan bersejarah Presiden AS Barack Obama bulan lalu ke Yangon menggarisbawahi transformasi, saat baik bagi Washington dan Myanmar melihat manfaat untuk memperkuat diplomatik dan hubungan keamanan.

Pemerintahan Obama, mencari pergeseran strategis untuk kawasan Asia-Pasifik guna peran kontranya terhadap Beijing, yang tertarik untuk memperluas pengaruhnya di negara di mana China telah nyaris memiliki dominasi tak tertandingi.

Para pejabat mengatakan pada Oktober bahwa Amerika Serikat bersedia untuk memungkinkan Myanmar berpartisipasi sebagai pengamat dalam latihan gabungan besar di Thailand 2013, sebuah acara yang mencakup tim militer dari Amerika Serikat dan sekutunya di Asia.

Para perwira senior militer AS, termasuk Letnan Jenderal Francis

Wiercinski, jenderal komandan Angkatan Darat AS di Pasifik, dan

pejabat pertahanan sipil adalah bagian dari delegasi pemerintah AS yang mengadakan pembicaraan di Myanmar pada Oktober, membuka pintu untuk dialog pertahanan.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement