REPUBLIKA.CO.ID, Pemerintah Israel secara tegas menolak kritik Amerika Serikat (AS) terkait proyek 3.600 pemukiman Yahudi di Jerusalem. Hal itu disampaikan Wakil Perdana Menteri Israel, Silvan Shalom dalam pernyataannya, Kamis (20/12) seperti dilaporkan Mirajnews.
Shalom mengatakan proyek pemukiman Yahudi tersebut telah dipelajari dan dikembangkan oleh komite perencanaan perumahan Israel yang sangat berkompeten. Dia juga mengklaim segala konsekwensi yang ditimbulkan akibat proyek perumahan itu telah diantisipasi.
Pernyataan AS melalui Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS di Washington beberapa waktu lalu meminta Israel mempertimbangkan kembali programnya itu. AS juga menyatakan kekecewaannya karena proyek perumahan Yahudi Israel tersebut akan memperburuk upaya perdamaian di Timur Tengah.
Kecaman publik di Amerika dan Negara Negara Eropa terhadap proyek pemukiman di Jerusalem Timur di wilayah E1 yang memisahkan wilayah Jerusalem dengan Tepi Barat semakin menguat.
Sejumlah Duta Besar Israel di luar negeri menerima kritik internasional terhadap Israel, termasuk diantaranya “teman akrab” Israel, Republik Ceko, yang mendatangi Duta Besar Israel di negaranya dan menuntut penjelasan mengenai pemukiman Yahudi di tanah Palestina itu.
Karena merasa kalah dengan pengakuan de facto kedaulatan Palestina dalam pemungutan suara di Majelis Umum PBB bulan lalu, Israel mengumumkan akan memperluas permukiman bagi warganya di Tepi Barat yang diduduki, termasuk Jerusalem Timur.