REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Kementerian Luar Negeri terus memproses pemulangan (repatriasi) warga negara Indonesia yang berada di Suriah. Pemulangan dilakukan lantaran situasi keamanan tidak kunjung membaik di negara tersebut.
Juru Bicara Kemenlu, Michael Tene mengatakan Kemenlu sudah memberi peringatan agar WNI tidak terbang ke Suriah.''Sekira 47 kali pemulangan yang sudah dilakukan, dan pemerintah selalu memfasilitasi,'' ujar Tene, saat dihubungi, Kamis (27/12).
Hingga kini tercatat 4865 WNI yang berhasil dipulangkan. Sejumlah 1.496 diantaranya pulang engan fasilitas penuh dari Pemerintah Indonesia. Saat ini sekira 649 WNI tertahan di tiga kamp pengungsian milik Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI).
Mereka tertahan lantaran menunggu izin keluar (exit permit) dari pemerintahan di Damaskus. KBRI, tuturnya, bertugas memaksimalkan fungsi untuk mempercepat izin tersebut, dan memberikan penampungan di tiga titik, yaitu di Damaskus, Aleppo, dan Kota Pelabuhan Latakiyah.
Jumlah tersebut adalah prioritas pemulangan selanjutnya. ''Dua hari kedepan, Sabtu (29/12), tahapan (pemulangan) ke-48 akan dijalankan,'' kata dia. Pemulangan akan dilakukan lewat bandara udara di Ibu Kota Damaskus.
Namun kondisi keamanan kian memburuk membuat Kemenlu membuat altrnatif lain, melalui penerbangan dari Beirut, Lebanon ke tanah air. Beradasar data Kemenlu, jumlah WNI di negeri tercabik tersebut mencapai 12 ribu lebih. Mereka sebagian banyak berprofesi sebagai pekerja