Selasa 01 Jan 2013 20:59 WIB

Abbas Serukan Perlawanan Gencar Diplomatik

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Dyah Ratna Meta Novi
  Presiden Palestina Mahmoud Abbas melambaikan tangan ke kerumunan warga saat merayakan pengakuan negara Palestina oleh PBB di Ramallah,Ahad (2/12).  (AP/Nasser Shiyoukhi)
Presiden Palestina Mahmoud Abbas melambaikan tangan ke kerumunan warga saat merayakan pengakuan negara Palestina oleh PBB di Ramallah,Ahad (2/12). (AP/Nasser Shiyoukhi)

REPUBLIKA.CO.ID,RAMALAH--Presiden Palestina, Mahmoud Abbas menyampaikan kemerdekaan penuh dan kebebasan sebagai resolusi di tahun baru 2013. Perlawanan diplomatik dikatakannya akan terus gencar dilakukan untuk cita-cita negara tersebut.

''Kami sudah punya akta kelahiran. Tahun 2013 kita akan menuju tahun kenegaraan yang penuh,'' kata Abbas saat memberi sambutan milad ke-48 Gerakan Fattah, di Ramallah, Tepi Barat, Palestina, seperti dilansir Associated Press, Senin (31/12).

Abbas juga menyerukan kebebasan bagi penduduk lokal yang diculik Israel dan belum kembali ke tanah air. Ratusan ribu masyarakat berpawai di beberapa titik ramai di Ramallah, Senin (31/12).

Mereka menunggu pidato kenegaraan Presiden Abbas untuk memperingati pergantian tahun, sekaligus mendengarkan orasi politik menyambut milad Fattah. Ma'an News Agency mengatakan, kebanyakan rombongan pawai yang berkumpul adalah wajah muda.

Mereka membawa bendera Palestina dan mengibarkannya setiap saat. Sebagian dari mereka, membawa obor untuk menghangatkan tubuh  dimusim dingin yang mulai memasuki kawasan tersebut.Dalam pidato yang disiarkan televisi lokal tersebut, Abbas menyambut panggilan internasional untuk kembali bernegosiasi damai dengan Israel.

Meskipun sudah mendapat status negara nonanggota dari Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), Tepi Barat , dan Jerussalem Timur masih dalam cengkeraman zionisme.

Abbas yang mengenakan jas musim dingin berwarna hitam, berorasi di podium sederhana dengan obor yang menyala. Bersama petinggi Fattah lainnya, dia menegaskan tidak main-main untuk kembali ke Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) maupun ke Mahkamah Kriminal Internasional (ICC) di Deen Hag.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement