REPUBLIKA.CO.ID,LISBON --Presiden Portugal, Anibal Antonio Cavaco Silva menjejakkan kakinya di Indonesia akhir Mei 2012. Secara terang-terangan, Sang Presiden mengakui bahwa negaranya tengah bangkrut akibat krisis ekonomi Eropa.
Presiden Silva mendatangi langsung sejumlah negara mitranya untuk menelisik kemungkinan peningkatan kerjasama ekonomi. Itu hanya salah satu usaha seorang pemimpin yang berjibaku menyelamatkan negaranya dari krisis.
Tak cukup itu, Portugal bahkan menghapus empat hari libur nasionalnya tahun ini. Hal itu dilakukan demi menggenjot perekonomian negara yang sedang terlilit utang, mulai dari Hari Raya Keagungan Tubuh dan Darah Kristus 'Corpus Christi' dan Hari Raya Santo Santa 'All Saints' Day.'
Nyaris tak ada hadiah Tahun Baru termanis yang diterima rakyat Portugal 2013 ini. Apakah ini pertanda bahwa Portugal bersiap menjadi Yunani berikutnya? Kepala Eksekutif PIMCO, salah satu perusahaan dana obligasi besar di dunia, Mohamed El-Erian, sudah memproyeksikan ini sejak pertengahan tahun lalu.
"Portugal akan menjadi Yunani berikutnya akhir 2012. Itu akan menjadi kasus besar," katanya, dikutip dari Reuters.
Dana Moneter Internasional (IMF) bahkan menempatkan negara asal pemain sepak bola 'Cristiano Ronaldo' ini diposisi kedua setelah Yunani sebagai satu dari tujuh negara yang pertumbuhan ekonominya terburuk tahun ini. Pertumbuhan ekonomi Portugal diproyeksi negatif 1,02 persen.
Sayangnya, Silva tak bisa menahan beratnya beban perekonomian negaranya sendiri. Hal ini berujung pada keputusan bahwa tahun ini pemerintah Portugal kembali mengambil wacana menaikkan pajak. Mulai 1 Januari ini, Portugal memberlakukan kenaikan pajak yang besarnya setara dengan upah pekerja sebulan.
Silva bahkan membawa buku anggaran pemerintahannya itu untuk diperiksa oleh Mahkamah Konstitusi (MK). Ia kesal pada dirinya sendiri dan merasa bahwa negara tak memperlakukan warganya secara adil. Bahkan, negara sendiri yang menjerumuskan warganya ke jurang krisis dengan menaikkan pajak.
"Atas inisiatif sendiri, saya mohon MK untuk memutuskan apakah APBN 2013 ini sudah sesuai dengan konstitusi republik," ujar Silva, dikutip dari BBC, Rabu (2/1).
Silva mengakui bahwa Portugal saat ini tengah berada dalam lingkaran setan akibat penghematan, resesi, juga utang luar negeri yang jumlahnya dua kali lebih besar dibandingkan pendapatan nasionalnya.
Menurut Silva, pemerintah perlu menyeimbangkan buku anggaran dan mengurangi utang publik. Pengangguran tenaga kerja muda di Portugal bahkan sudah mencapai level darurat pada November lalu.
Angka pengangguran mencetak rekor tertingginya, 16,3 persen. Banyak rumah tangga yang mengurangi biaya hidup kesehariannya. Pelaku usaha kecil gulung tikar karena menurunnya permintaan barang dan jasa.