REPUBLIKA.CO.ID,SUBANG--Dinas Peternakan Kabupaten Subang, memeriksa empat desa di empat kecamatan yang merupakan sentra peternakan itik. Dari 7.300 ekor itik yang diperiksa, 4.000 di antaranya positif terjangkit virus flu burung. Petugas langsung memusnahkan ribuan itik tersebut.
Pemeriksaan itu dilakukan di Desa Batangsari, Kecamatan Sukasari, Desa Kalentambo, Kecamatan Pusakanagara, Desa Tanjungtiga, Kecamatan Blanakan, serta Desa Tambaksari, Kecamatan Cijambe. Ternyata, dari empat desa itu, dua di antaranya terjangkit virus flu burung. Yaitu, di Desa Kalentambo, Kecamatan Pusakanagara serta Desa Batangsari, Kecamatan Sukasari.
"Di dua desa itu, kami temukan 4.000 itik yang positif terjangkir virus H5N1," ujar Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Kabupaten Subang, Agus Sugema, Kamis (3/1).
Semua itik yang positif flu burung, ujar Agus, berada di daerah pantura. Pantura memiliki tingkat lalu lintas unggas yang cukup tinggi. Unggas termasuk itik di wilayah pantura, memang tidak bisa terbebas dari virus flu burung. Hal itu, disebabkan daerah tersebut merupakan jalur perdagangan unggas dari Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Virus flu burung tersebut, biasa menyebar melalui udara dan kotoran unggas. Sebagai jalur perlintasan, sangat wajar jika itik yang diternak di kedua desa di pantura itu positif terjangkit flu burung.
Untuk memutus mata rantai penyebaran, pihaknya tekah memusnahkan 4.000 itik yang positif flu burung. Selain itu, instansinya telah mengeluarkan himbauan kepada peternak, supaya mengisolasi hewan ternak mereka. "Minimal, isolasi itik di sekitar wilayah itu dilakukan selama sebulan," jelas Agus.