REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemkot Yogyakarta sejak awal 2014 lalu mengintensifkan deteksi penyakit flu burung di wilayah. Bahkan Dinas Perindustruan Perdagangan, Koperasi dan Pertanian (Disperindagkoptan) Kota Yogyakarta menerjunkan tim Unit Reaksi Cepat (URC) untuk deteksi dini tersebut.
Kepala Disperindagkoptan Kota Yogyakarta, Suyana mengatakan, pengawasan ini dilakukan menyusul adanya surat edaran dari Kementrian Pertanian terkait zoonosis. Surat edaran ini dikeluarkan menyusul di temukan kasus flu burung di beberapa wilayah terutama di Pulau Jawa.
"Kami sudah melakukan pengawasan dini terhadap kasus flu burung," ujarnya, Senin (10/2).
Menurut Kasie Pengawasan Mutu dan Kualitas Hewan, Endang Finiarti, mengatakan penyebaran flu burung menjadi salah satu fokus pengawasan. Hal ini lantaran wilayah Sragen sudah ditemukan indikasi flu burung usai ditemukannya ribuan ekor itik mati mendadak. Terlebih pada 1 Februari 2014 lalu, pihaknya juga mendapat laporan adanya belasan ekor itik di wilayah Umbulharjo Yogyakarta yang mati mendadak.
Terhadap laporan itu, tim URC Disperindagkoptan langsung melakukan //rapid test// atau uji cepat. Meski hasilnya negatif flu burung, namun pihaknya tetap mengirimkan sampel ke Balai Penyidik Penyakit Veteriner (BPPV) yang berada di Jalan Wates.
"Dugaan kami, itik yang mati itu lantaran kondisi kandang yang sempit. Dari ukuran 1,5x1,5 meter diisi 200 ekor. Total itik yang mati ada 18 ekor," katanya.
Berdasarkan data, sepanjang 2013 lalu terdapat dua kasus flu burung. Yakni pada Maret dan November. Meski demikian, tidak ada penularan kepada manusia. Kasus tersebut dapat tertangani dengan penyemprotan disinfektan serta vaksinasi flu burung.
Endang berharap, warga aktif melapor jika menemui unggas yang mati mendadak. Laporan tersebut bisa disampaikan ke petugas Disperindagkoptan maupun ke Puskesmas terdekat. Pihaknya sudah menjalin kerjasama dengan Dinas Kesetahan terhadap penanganan dugaan flu burung.
"Warga yang memiliki kandang ternak juga kami imbau rajin menyemprot disinfektan. Kami memiliki stok disinfektan yang cukup dan bisa diberikan gratis," katanya.
Selain kewaspadaan terhadap flu burung, Disperindagkoptan juga mulai mewaspadai serangan ulat bulu. Usai musim hujan, ulat bulu biasanya mulai banyak bermunculan.