REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Seorang pria bersenjata menembak mati tiga orang dan mencederai beberapa orang lainnya ketika ia menembaki satu pasar di Filipina, Jumat, ia kemudian ditembak mati di lokasi itu, kata polisi. Penembak itu mulai menembak menggunakan pistol ke pasar di kota Kawit, sekitar 40km selatan Manila, kata kepala polisi distrik itu Jaime Rollon.
"Ia sekonyong-konyong mengamuk. Ia menembak ke siapapun, orang berada di lokasi itu dan para pedagang. Salah seorang yang cedera adalah anggota keluarganya," kata Rollon kepada AFP.
Rollon mengatakan tiga orang dikonfirmasukan tewas dan setidaknya dua lainnya cedera. Polisi sedang memeriksa rumah-rumah sakit bagi para korban lainnya, tambahnya. Rollon mengidentifikasi tersangka adalah seorang warga lokal bernama Ronald Pae, tetapi mengatakan motifnya belum diketahui.
Ia mengatakan Pae juga ditembak mati di pasar itu, akan tetapi belum jelas siapa yang menembaknya hingga tewas. Penembakan Jumat itu terjadi saat satu perdebatan menyangkut bidaya senjata yang kacau negara itu, yang dipicu oleh kematian seorang gadis berusia tujuh tahun yang ditembak di kepalanya dalam perayaan malam Tahun Baru.
Stephanie Ella dan ayahnya sedang menyaksikan pesta kembang api dekat rumahnya di daerah pinggiran Manila Senin ketika satu peluru yang ditembakkan seorang dalam menyambut Tahun Baru menghantam dia. Kematian itu memicu kemarahan dan kecamaan terhadap para aparat penegak hukum yang mengizinkan ratusan ribu senjata api yang tidak terdaftar beredar luas.
"Insiden ini jangan terulang kembali pada masa depan," kata Wakil Presiden Jejomar Binay menanggapi kematian Ella. "Kita memiliki cukup undang-undang untuk menghukum tetapi masalah itu tetap ditangani pihak penegak hukum," katanya menambahkan.
Rollon mengatakan tidak jelas bagaimana Pae memperoleh senjatanya, tetapi mengatakan ia dengan gampang memberoleh senjata itu. "Ada banyak orang memiliki senjata di sini. Ada warga-warga sipil yang memiliki senjata, bahkan tanpa izin resmi. Mereka dapat menemukan satu cara untuk memiliki senjata," katanya.
Ada 1,2 juta senjata api terdaftar di Filipina sampai tahun lalu, kata data dari kantor senjata api dan bahan peledak kepolisian. Kantor itu mengatakan ada kira-kira 600 ribu senjata api tanpa izin yang beredar di seluruh Filipina.