REPUBLIKA.CO.ID, BIRMINGHAM -- Malala Yousafzai (15 tahun), korban penembakan di kepala oleh Taliban diperbolehkan meninggalkan rumah sakit Queen Elizabeth di Birmingham Inggris.
Seperti dilaporkan Telegraph, pada minggu ini, Malala meninggalkan rumah sakit untuk bertemu ayahnya Zianuddin Yousafzai, ibunya toorpekai, dan saudaranya Khushal dan Atul, setelah mendapatkan operasi dan perawatan jangka panjang.
Meski keluar dari rumah sakit, Malala tidak kembali ke Pakistan. Malala akan berada di rumah singgah di Midland Barat, Inggris. Di sana, dia akan mendapat rehabilitasi lanjutan.
Malala ditembak tentara Taliban pada 9 Oktober 2012 lalu. Peluru bersarang di atas mata kirinya. Peluru itu juga mengancam otaknya.
Namun, peluru itu berhasil diangkat melalui operasi di Pakistan sebelum dia diterbangkan ke Inggris. Dia ditangani beberapa dokter spesialis dan ahli pengobatan di rumah sakit khusus anak.
Malala sendiri menyatakan ingin kembali ke Pakistan. Namun dikhawatirkan ia masih menjadi target serangan teroris.
Setelah serangan itu, Malala dinominasikan sebagai peraih Nobel Perdamaian. Dia dinilai berjasa dalam memperjuangkan pendidikan untuk anak-anak perempuan.