REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD-- Kelompok Alqaidha di Irak mengklaim bertanggung jawab atas serangkaian serangan menjelang ritual perkabungan Syiah pada Malam Tahun Baru," kata organisasi pemantau AS, SITE, Senin (7/1). Serangan itu menewaskan 23 orang,
Kelompok Negara Islam di Irak (ISI) juga sesumbar atas kemampuannya dalam melancarkan serangan-serangan dalam pengamanan ketat terhadap peziarah Syiah ketika mereka berjalan ke kota suci Karbala untuk ritual tahunan bagi ulama keramat mereka.
Serangan-serangan pada 31 Desember dilakukan di lebih dari selusin kota dan juga melukai 83 orang, kata beberapa pejabat.
"Mujahidin akan melancarkan gelombang serangan baru terhadap sasaran-sasaran yang dipilih secara cermat," kata ISI dalam sebuah pernyataan yang dipasang di Internet, yang terjemahannya disediakan oleh SITE.
Serangan-serangan itu dilakukan menjelang peringatan Arbain yang puncaknya pada Kamis. Arbain menandai 40 hari setelah Asyura yang memperingati pembunuhan Imam Hussein--tokoh paling disucikan penganut Syiah--oleh pasukan Kalifah Yazid pada 680 Sesudah Masehi.
Kekerasan yang terus berlangsung menyoroti kemampuan pasukan keamanan Irak, setelah lebih setahun sejak penarikan pasukan AS dari negara itu.