REPUBLIKA.CO.ID,DENPASAR - Sejak pagi pada Rabu (9/1), angin kencang mengepung kota Denpasar dan beberapa daerah lainnya di Bali. Akibat hembusan angin kencang itu, sejumlah pohon tumbang, tembok pagar rumah roboh dan kaca bangunan milik sebuah perguruan tinggi swasta di Denpasar, hancur.
Pohon yang ditumbangkan angin kencang di Desa Brembeng, Kecamatan Selemadeg, Kabupaten Tabanan menimpa Anak Agung Sri Surati, guru di SMP Negeri 2 Selemadeg Timur. Akibat tertindih pohon mahoni itu, kobran mengalami cedera berat di bagian kepala dan tewas di tempat kejadia perkara (TKP).
Suami korban, I Gusti Agung Suarsana (53) menjelaskan, Rabu pagi istrinya ke kantor BRI Selemadeg untuk mengambil gaji dan sekaligus mentransfer dana untuk anaknya. "Saya tidak tidak pernah mengira musibah ini, tidak pernah ada firasat apa pun sebelunya," kata Suarsana.
Sementara itu di Denpasar Bali, angin kencang merobohkan tembok pembatas sepanjang 60 meter di jalan Nangka Selatan, Denpasar roboh. Dalam peristiwa itu dua orang warga tertimpa tembok, yakni Komang Suyasa (30) dan Luh Anik (40), kedua korban kini dirawat di Rumah Sakit Sanglah Denpasar.
Komang Suyasa yang saat kejadian hendak menghidupkan sepeda motornya tiba-tiba dikejutkan oleh suara gemuruh dan ternyata suara itu adalah suara tembok yang roboh, Akibat musibah itu, Suyasa mengalami pata tulang pada kaki sebelah kirinya. Tembok setinggi tiga meter yang roboh itu juga merusakkan sejumlah bangunan rumah dan merusak sejumlah sepeda motor milik warga yang terparkir dengan tembok itu.
Angin kencang yang sesekali disertai dengan hujan yang deras itu juga merusakkan kaca jendela di lantai tiga kampus Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Ilmu Komputer (Stikom) di kawasan Puputan Renon, Denpasar. Kaca yang pecah akibat angin itu, mengakibatkan dua orang mahasiswa terluka dan keduanya dilarikan ke RS SUrya Husada Denpasar.
Salah seorang mahasiswa Stikom Denpasar, Jauhari mengatakan, angin kencang yang datang secara tiba-tiba dan berlangsung dalam waktu lama, mengakibatkan kaca bangunan berukuran 8 x 3 meter, serta tebal satu sentimeter hancur berkeping-keping. "Dua orang teman kami yang ada di dekat jendela, terkena pecahannya dan harus dibawa ke rumah sakit," katanya