REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN--Satuan petugas (Satgas) Bandara Adi Sutjipto diduga mengalami kebobolan penyelundupan narkoba. Kurir obat-obatan terlarang yang sudah empat kali masuk melalui bandara tersebut, baru tertangkap pada Desember 2012 lalu.
Tersangka atas nama Siti Nuriah berhasil diringkus oleh Satgas Bandara pada Jumat (14/12). Adapun barang bukti berupa shabu seberat 1.031 gram, diseludupkan dalam kardus LCD TV 40 inchi.
Direktorat Reserse Narkoba, Kepolisian Daerah (Polda) DIY, Kombepol Wijonarko mengatakan, tersangka sudah 4 kali melakukan penerbangan ke Malaysia, dan kembali ke Indonesia melalui Bandara Adi Sutjipto. Padahal, tempat tinggalnya berada di Madura.
“Kami menduga, sudah tiga kali Satgas mengalami kebobolan,” kata Wijonarko saat melakukan kegiatan pemusnahaan barang bukti narkoba di depan kantor DIT Narkoba, Kamis (10/1).
Namun, ujar Wijonarko, tersangka belum mengaku dirinya selalu membawa narkoba setiap kali pulang ke Indonesia. Karena itu, pihak kepolisian sampai saat ini masih terus melakukan pengembangan penyelidikan.
Menurut Wijonarko, sangat tidak masuk akal bila dia harus transit ke Yogyakarta, sedangkan tujuannya adalah Madura. Seharusnya, tersangka bisa langsung mendarat di Bandara Juanda, Surabaya. “Karena lebih dekat dengan Madura,” ucapnya.
Tersangka, kata Wijonarko, mengaku ia melakukan hal itu karena orang tuanya meninggal dunia. Ia harus mendarat di Bandara Yogyakarta karena ingin menjemput keponakannya di Purwokerto. Namun ia juga sempat menyatakan, tersangka akan menemui orang yang ingin memesan LCD TV itu di Purwokerto.
“Ini yang kami curigai, untuk apa memesan LCD TV di Malaysia, padahal di Indonesia juga banyak,” kata Wijonarko.
Tersangka penyelundupan narkoba, Siti Nuriyah mengatakan, ia tidak tahu apa-apa soal adanya shabu di dalam LCD TV tersebut. Pasalnya, dia tidak ada pemberitahuan dari pihak pemesan, dan tidak ada upah sama sekali yang dia terima.