REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banjir akibat meluapnya Sungai Cibeet dan Sungai Citarum masih merendam Kabupaten Karawang sejak Kamis (17/1) hingga Senin (21/1). Genangan air mencapai 30-250 cm.
Banjir yang merendam 51 desa di 15 kecamatan tersebut juga merendam 18.626 rumah dan menyebabkan 18.914 KK atau 66.746 jiwa menderita hingga harus mengungsi di balai desa dan rumah-rumah penduduk.
"Hingga saat ini sebagian daerah di Kabupaten Karawang masih terendam banjir," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho Senin (21/1).
Berdasarkan data yang dikirimkan, rendaman yang paling tinggi terjadi di Kecamatan Batu Jaya, Desa Segaran dan Telukbango. Banjir mencapai 180-250 cm.
Upaya tanggap darurat masih dilakukan. BPBD Jawa Barat bersama Tim Reaksi Cepat BNPB bersama SKPD terkait masih melakukan penanganan di lokasi.
Belum terbentuknya BPBD di Kabupaten Karawang menyebabkan kendala dalam hal pendataan dan penanganan di lapangan. Sutopo mengungkapkan, posko tanggap darurat didirikan di kantor Pemda sedangkan posko lapangan didirikan di setiap kecamatan yang banjir. Pengungsi pun tidak di tenda tapi ditempatkan di gedung atau ruangan yang dapat digunakan.
"Tanggul sungai yang jebol sudah ditutup secara darurat. Sebagian masyarakat tetap berada di rumahnya meski kebanjiran," kata Sutopo.
Menurut Sutopo, kebutuhan dasar pengungsi hingga tujuh hari ke depan telah tersedia, seperti 25 ton beras untuk korban bencana. Pengungsi yang sakit pun langsung dibawa ke Puskesmas dan tidak dibawa ke pengungsian.
"Saat ini dilakukan rapat koordinasi yang dipimpin Gubernur Jawa Barat di Karawang. Info lanjut akan disampaikan," kata Sutopo.