REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banjir di Jakarta sudah menyurut di banyak tempat hingga Rabu (23/1) pukul 14.00 WIB. Namun demikian, puluhan ribu korban banjir masih mengungsi.
BNPB mencatat jumlah pengungsi mencapai 14.300 jiwa dengan rincian di Jakarta Timur 4.475 jiwa, Jakarta Selatan 1.563 jiwa, Jakarta Barat 4.751 jiwa, dan Jakarta Utara 3.511 jiwa. Pengungsi tersebar di 90 titik pengungsian.
Banjir masih menggenangi 225 RT, 92 RW dan 27 kelurahan dengan ketinggian air 10-180 cm. Akibatnya sebanyak 6.853 KK atau 10.219 jiwa masih terdampak oleh banjir.
Di Kelurahan Kampung Melayu Jakarta Timur genangan banjir mencapai 30-50 cm dan terdapat pengungsi 1.275 jiwa. Mereka mengungsi di pinggir kali, Sudinkes Jakarta Timur, Jl. Jatinegara Barat, SDN 01, GPIB Koinonia, RS Hermina, Masjid Attawabin, dan GOR Jaktim.
Di Kelurahan Cililitan genangan banjir mencapai 30 cm dan jumlah pengungsi sekitar 3.200 jiwa.
Di Jakarta Selatan genangan banjir hingga 50 cm masih terjadi di Kelurahan Pengadegan. Pengungsi disana mencapai 1.058 jiwa.
"Warga memerlukan obat-obatan, pembalut, pakaian, dan pompa sedot," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho Rabu (23/1).
Di Jakarta Barat, 674 pengungsi terdapat di Kelurahan Kapuk Kecamatan Cengkareng yang rumahnya masih terendam banjir hingga 20 cm. Di Kelurahan Cengkareng Barat pengungsi berjumlah 800 jiwa, dan di Kelurahan Pekojan Kecanatan Tambora pengungsi mencapai 1.285 jiwa.
Sedangkan di Jakarta Utara, sebanyak 1.126 jiwa pengungsi di Kelurahan Penjaringan Kecamatan Penjaringan. Pengungsi berada di SDN 03, 04 Penjaringan, dan Kantor Kelurahan Penjaringan. Tinggi genangan berkisar 20-100 cm.
Sedangkan di Kelurahan Pluit terdapat 1.705 jiwa pengungsi yang berada di Lapangan futsal, Gedung Cometa, dan Apartemen Laguna. "Pluit masih terendam banjir sekitar 20-180 cm," tutur Sutopo.
Penanganan pengungsi masih terus dilakukan. Beberapa pos kesehatan pun didirikan untuk memberikan layanan kesehatan bagi pengungsi.