Ahad 27 Jan 2013 12:17 WIB

TKI Ogah Kembali karena Takut Jadi Pengangguran

Sejumlah TKI dipulangkan dari Malaysia melalui pelabuhan internasional Sri Bintan Pura Tanjungpinang, Kepulauan Riau, Jumat (24/2).
Foto: Antara/Mika Muhammad
Sejumlah TKI dipulangkan dari Malaysia melalui pelabuhan internasional Sri Bintan Pura Tanjungpinang, Kepulauan Riau, Jumat (24/2).

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Dubes RI untuk Malaysia Herman Prayitno menjelaskan, ribuan TKI dan TKW yang bermasalah di Negeri Jiran, memilih bertahan dan mengurus paspor ketimbang kembali ke Indonesia. Alasannya, mereka takut menjadi pengangguran jika kembali ke Indonesia.

Menurut Dubes Prayitno, jumlah TKI/TKW yang bermasalah ini cukup banyak di Malaysia. Namun pihaknya dengan setia melayani mereka untuk mendapatkan paspor ataupun visa agar bisa mendapatkan pekerjaan di Malaysia.

"Mereka tidak mau kembali ke kampung halamannya di Indonesia sebagai pengangguran, karena lapangan pekerjaan di Malaysia cukup tersedia dan Malaysia pun sangat membutuhkan tenaga kerja dari Indonesia," ujarnya di Kuala Lumpur, Malaysia, Ahad (27/1).

Namun, ia mengharapkan agar TKI atau TKW yang ingin bekerja di Malaysia, hendaknya melalui prosedur resmi agar tidak memunculkan persoalan baru di perantauan.

Dubes Herman Prayitno mengemukakan fenomena TKI tersebut ketika menerima Ketua Forum Komunikasi Tenaga Kerja (ForkomNaker) Nusa Tenggara Timur, Yoseph Ariyanto Tef'lopo Lu untuk membahas rencana pemulangan 82 tenaga kerja wanita (TKW) asal NTT yang ditahan pihak imigrasi Malaysia sejak 3 Desember 2012.

Yoseph memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Dubes Herman yang menyatakan kesediaannya untuk mengantar langsung para TKW asal NTT yang dinyatakan bermasalah kembali ke Indonesia.

Ariyanto berjanji akan melakukan pembinaan total kepada semua anggotanya yang 'nota bene' memiliki perusahaan pengerah jasa TKI swasta, agar lebih ketat lagi dalam menjaring tenaga kerja serta melakukan pembinaan-pembinaan sebelum dilepas ke pasar kerja.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement