REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Pascakeributan antara anggota Polres OKU (Ogan Komering Ulu), Sumatera Selatan (Sumsel) dengan anggota TNI dari Yon Armed (Batalyon Artileri Medan) 76/15 Martapura terjadi Ahad (27/1) dini hari dan menewaskan anggota TNI Pratu Heru Oktavianus, 23 tahun, sejak pagi sampai petang anggota TNI berjaga-jaga di markas Polres OKU.
Sejumlah anggota TNI dari Kodim 0403/OKU, Dodik Lapur dan Sub Denpom TNI Baturaja bersiaga di Mapolres OKU yang terletak di Jl S. Parman, Baturaja. Anggota TNI berjaga untuk mengantisipasi terjadi hal yang tidak diinginkan setelah peristiwa tertembaknya Pratu Heru Oktavianus oleh anggota Polres OKU Brigadir BW, 29 tahun.
Kapolres OKU AKBP Azis Saputra melalui Paur Subbag Humas Aiptu I Wayan Sudhana kepada wartawan menjelaskan, keberadaan anggota TNI AD di Mapolres OKU merupakan bagian dari pengamanan dan antisipasi agar tidak ada kejadian selanjutnya.
Menurut Wayan Sudhana, tim dari Polda Sumsel sudah tiba di Mapolres OKU dan sudah melakukan pemeriksaan terahdap Brigadir BW.
“Semua data, fakta dan hasil olah tempat kejadian perkara sudah disampaikan ke Polda. Informasi lainnya silahkan bisa diperoleh dari Polda Sumsel,” kata Paur Subbag Humas Polres OKU.
Belum ada penjelasan resmi bagaimana dan penyebab tewasnya Pratu Heru Oktavinus. Sementara jenazah anggota TNI AD Yon Armed 76/15 Martapura tersebut setelah menjalani otopsi di bagian forensik Rumah Sakit Moehammad Hoesin (RSMH) Palembang, jenazah langsung diberangkatkan ke Bandara Internasional Sultan Mahmud Badarudin (SMB) II untuk dibawa Padang, Sumatera Barat (Sumbar).
Di halaman bagian forensik RSMH jenazah Heru Oktavinus dilepas dengan upacara militer yang dipimpin Danramil 418 Kamboja Kapten Taryono dengan diikuti anggota pasukan upacara pelepasan, satu peleton dari Kavaleri 5 Serbu Kodam II/Sriwijaya.