Selasa 29 Jan 2013 10:57 WIB

Cindy Weber: Misionaris yang Menemukan Kebenaran Islam (1)

Dua Kalimat Syahadat (ilustrasi).
Foto: kaligrafibambu.com
Dua Kalimat Syahadat (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Afriza Hanifa

Jika mualaf pada umumnya harus melalui perjuangan dan perjalanan panjang dalam menemukan Islam, lain halnya dengan Cindy Weber. Ia merasa jalan menuju Islam memang telah dipersiapkan untuknya.

“Saya hanya berpikir bahwa Tuhan ingin membimbing saya, jadi tak ada penghalang apa pun yang merintangi jalan saya menuju Islam,” ujarnya.

Sejak kecil Cindy dibesarkan di Gereja Katolik. Ia dididik oleh biarawati hingga akhirnya menjadi misionaris. Tak banyak yang diceritakan Cindy bagaimana ia mempelajari Katolik dan menyebarkannya ke berbagai penjuru dunia. Yang pasti, kisah hidayah Cindy bermula saat ia bertugas di Kenya sebagai misionaris tentunya.

Di Kenya, Cindy banyak berinteraksi dengan Muslim. Diam-diam, ia terpesona dengan kehidupan umat Islam. Hanya itu yang menjadi kunci ketertarikannya pada Islam. “Saya melihat bagaimana mereka menjalani hidup. Mereka memiliki kehidupan keluarga yang baik dan saya pikir itu sesuatu yang saya cari," kisah Cindy dalam program “They Chose Islam” di The Algerian TV yang  bisa disaksikan di YouTube.

Cindy melihat keluarga Muslim begitu bahagia. Mereka gemar berkumpul, kemudian makan bersama. Pemandangan tersebut sangat asing bagi Cindy yang terbiasa hidup di tengah individualisme masyarakat AS. "Kondisi yang kontras bagi saya di Amerika yang saat Minggu sore hanya di depan televisi, menonton permainan bola dengan sekotak bir. Benar-benar terasa kosong," tuturnya mengenang.

Tak ada saudara dan teman Muslim, apalagi ustaz, membuat wanita kelahiran Burlington, Wisconsin, AS tersebut terpaksa menelaah Islam sendirian, secara otodidak. Meski tanpa guru dan tanpa ada yang menjawab pertanyaannya tentang keimanan, Cindy tak butuh waktu lama untuk memutuskan bahwa Islam akan menjadi agamanya.

Tak ada keraguan sedikit pun. Cindy merasa seakan-akan diantar untuk memeluk Islam saat kembali ke AS . Begitu mudah jalan Cindy hingga kemudian menyatakan syahadat di Chicago.

Dua pekan sebelum mengucap syahadat, Cindy sempat pergi ke Islamic Center di Chicago. Ia hanya mengatakan, "Saya tertarik pada Islam". Padahal, saat itu Cindy sudah mempelajari Islam, bahkan telah berniat untuk mengucapkan syahadat.

Pengurus Islamic Center Chicago tersebut pun memberinya beberapa literatur dan buku Islam. Setelah menerima buku tersebut, Cindy pun pergi. Tetapi, tiba-tiba seorang Muslim dari Islamic Center tersebut memanggilnya, "Tunggu, tunggu... Kenapa kau tak menjadi Muslim sekarang saja?" Cindy menirukan pertanyaan Muslim tersebut.

"Well, saya hanya membaca buku-buku ini dan dan hal-hal serupa. Saya hanya memikirkan tentang itu," jawab Cindy.

"Baiklah, apakah kau tahu jika kamu tidak menjadi Muslim hari ini, kemudian kamu melintas jalan itu kemudian tewas, kau akan masuk neraka,” ujar Muslim tersebut mengajak Cindy bersegera menuju kebaikan.

"Tidak, itu tidak mungkin karena saya seorang Katolik dan Katolik tak akan masuk neraka," kata Cindy.

"Oke, kami tahu, kau sebenarnya ingin pergi minum dengan teman-temanmu, meminum alkohol, semalam sebelum kau menjadi seorang Muslim. Itulah mengapa kau tak ingin menjadi Muslim hari ini," ujar Muslim tersebut menebak.

"Aku tidak minum alkohol," jawab Cindy berdusta. (bersambung)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement