Selasa 29 Jan 2013 14:45 WIB

Paket yang Diduga Bom di Bandara Soetta Cuma Mesin Ikan

Rep: Alicia Saqina/ Red: Citra Listya Rini
Bandara Soekarno Hatta
Foto: .
Bandara Soekarno Hatta

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) sempat dihebohkan sebuah paket yang dikemas dalam kotak kayu berukuran 20x30 sentimeter yang diduga bom oleh petugas keamanan setempat.

Usai diselidiki oleh Kepolisian Resor (Polres) Bandara Soetta, ternyata isi paket di dalam kotak yang dicurigai itu hanyalah alat setrum ikan. Kepala Polres Bandara Soetta, Komisaris Besar CH Partoppoi mengatakan paket yang dikirimkan dari daerah Batang, Jawa Tengah itu, berisi mesin penguat arus untuk mencari ikan di sungai atau di danau.

Adalah Kasdiyo, si pemiliki paket yang sempat membuat heboh petugas keamanan Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta). "Terkejut. Yang saya kirim itu bukanlah bom, malah disangka bom. Itu 100 persen asli setrum ikan," kata Kasdiyo di Kantor Direktorat Reserse Kriminal Umum, Polda Metro Jaya, Selasa (29/1).

Karena membawa paket yang mencurigakan, Kasdiyo dan kedua temannya dibawa oleh pihak kepolisian ke Ibu Kota untuk menjalani pemeriksaan. Kasdiyo merupakan pengirim paket yang diduga petugas bandara berisi bom.

Kasdiyo mengungkapkan satu mesin setrum ikan yang ia paketkan dalam kotak kayu itu merupakan permintaan temannya bernama Warto yang tinggal di Merauke.

Sebelumnya, pihak Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) pada Jumat (25/1) pukul 03.15 WIB lalu menemukan sebuah kotak kayu yang diduga berisikan rangkaian bom. Pada paket tersebut, dalam resi tertulis 'Masin Ikan'.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto sedikit berkomentar mengenai paket yang bertuliskan 'Masin Ikan' tersebut. "Memang ada tulisannya (Masin Ikan), tapi mengapa dicurigai petugas (Bandara Soetta) karena ketika diperiksa di X ray (isi paket) tampilannya tidak umum," jelas dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement