REPUBLIKA.CO.ID, Nasib nahas menimpa Mustafa Alek (46 tahun), dan Ambo Saka (42). Dua pria yang berprofesi sebagai nelayan warga Kelurahan Pulaukelapa, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, itu tewas dengan cara mengenaskan akibat tersambar petir saat tengah tertidur lelap di dalam kapal yang membawanya berlayar ke perairan Gosong Laga, Pulau Harapan, sekitar pukul 13.30. Kini, kedua jenazah korban telah dimakamkan oleh kerabat dekatnya di Pulau Kelapa.
Zaini (60) warga Pulau Kelapa mengatakan, sejak pagi tadi kapal yang membawa 8 nelayan yang merupakan warga Pulau Kelapa itu berlayar menuju Pulau Putri untuk mencari ikan. Namun, belum sampai di Pulau Putri atau tepatnya di perairan Gosong Laga, turun hujan lebat disertai petir yang langsung menyambar 2 nelayan yang tengah tertidur lelap di dalam kapal. Sedangkan, 1 nelayan lainnya yang berada di luar kapal hanya shock dan dibawa ke Puskesmas Kecamatan Kepulauan Seribuutara untuk mendapatkan pertolongan.
"Saat itu posisi kapal sedang berlabuh. Posisi kamar berada di atas kapal, sehingga dua nelayan yang sedang tidur tersambar petir. Melihat kondisi itu, nelayan lainnya langsung mengevakuasi korban ke Pulau Kelapa. Kondisi jenazahnya gosong, pak," ujar Zaini.
Menurutnya, keadaan Pulau Kelapa sejak beberapa hari terakhir memang tidak bersahabat dan sering turun hujan lebat disertai petir. Bahkan, sejak pagi mulai pukul 08.00 hingga 13.00 hujan lebat disertai petir mengguyur Pulau Kelapa. "Tapi tetap saja nelayan berani melaut, pak. Karena mereka perginya dari pagi sebelum hujan turun. Mereka tiap sore selalu pulang mencari ikan," katanya.
Lurah Pulaukelapa, Ismail membenarkan, dua warganya tewas tersambar petir saat tengah berlayar mencari ikan di Gosong Laga. Kedua jenazah yang diketahui bernama Mustafa Alek (46) dan Ambo Saka (42), langsung dimakamkan kerabat dekatnya di Pulau Kelapa. "Ada 2 warga yang tewas, mereka itu nelayan yang sedang mencari ikan disaat hujan lebat, sehingga tersambar petir," tuturnya.
Dikatakannya, kapal nelayan itu diketahui bernama Kapal Samudera dengan ukuran sekitar 2 GT dengan panjang 10 meter dan lebar 2 meter. "Kami akan berikan uang santunan sebesar Rp 500 ribu-Rp 1 juta kepada keluarga korban. Sedangkan, korban yang masih dirawat di puskesmas akan diberikan perawatan dan pengobatan gratis," tandasnya.