Senin 04 Feb 2013 14:23 WIB

'Jika Anas Harus Mundur, Itu Keniscayaan Politik'

Rep: Ira Sasmita/ Red: Citra Listya Rini
Max Sopacua
Foto: Antara
Max Sopacua

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrat kembali bergejolak. Isu penggulingan Anas Urbaningrum dari jabatannya sebagai ketua umum partai digulirkan lagi, seiring dengan semakin melorotnya elektabilitas partai penguasa tersebut.

Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Max Sopacua, menjelaskan selama ini banyak opini bermunculan terhadap kondisi Partai Demokrat. Sebagian berkembang melalui pemberitaan di media massa yang mengkontaminasi pandangan masyarakat terhadap Anas dan Demokrat.

"Pak Anas juga ingin menyelamatkan partai ini. Pak Anas tidak ingin partai ini terpuruk. Kalau nanti Pak Anas harus mundur, ini merupakan keniscayaan dari politik," kata Max di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (4/2).

Landasan utama Demokrat secara konstitusi, menurut Max adalah menginginkan partai besar dan berjaya. Namun, bukan berarti membesarkan partai yang tengah didera masalah dengan cara yang tidak konstitusional. Harus sesuai dengan sistem yang dibangun secara bersama, melalui anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) parpol.

Hasil kongres nasional Partai Demokrat di Bandung yang menetapkan Anas sebagai ketum merupakan hasil yang valid. Sehingga untuk mengubahnya harus berdasarkan bukti-bukti yang ada.

Jika beberapa bagian partai merasa kepemimpinan Anas harus dievaluasi, Max menyatakan, harusnya dibicarakan secara bersama di dalam partai. "Harus legowo, harus ikuti keputusan tertinggi," kata Max.

Menurut Max, meski Susilo Bambang Yudhoyono selaku Ketua Majelis Tinggi partai pernah menyinggung agar Anas mundur, bukan berarti hal tersebut harus diikuti begitu saja. Karena landasan utamanya adalah masalah hukum. Artinya, ketika disebutkan yang bersalah akan merasa belum ada bukti secara hukum.

"Mentang-mentang pendiri partai, bukan berarti harus ambil sikap seperti itu. Diketawain oleh partai-partai yang lain nanti," tegas Max.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement