REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Politikus anti-Islam Belanda, Geert Wilders dipastikan bakal menyambangi Australia. Ia datang atas undangan Society-Q, kelompok yang prihatin dengan perkembangan Islam di Australia.
Bagi Muslim Australia, kedatangan Wilders jelas bukan kabar baik. Mereka khawatir kedatangan Wilders hanya akan memperkuat sikap anti-Islam di Negeri Kangguru tersebut.
Situasi ini tentu tidak diinginkan komunitas muslim. Presiden Federasi Dewan Islam Australia, Hafez Kassem meminta Pemerintah Australia memantau kunjungan Wilders.
Soalnya, kedatangannya dapat dipastikan pemimpin partai Kebebasan Belanda (PVV) akan memprovokasi umat Islam dan masyarakat Australia. "Mereka harus pantau," kata dia seperti dikutip The Canberra Times, Senin (4/2).
Asosiasi Persahabatan Islam Australia, meminta umat Islam tidak terprovokasi dan berpikir ulang untuk melakukan aksi protes. Sebab, aksi protes hanya akan menarik perhatian Wilders.
"Kami lebih merekomendasikan umat Islam untuk mengabaikan kedatangan Wilders," demikian pernyataan resmi organisasi tersebut.
Kabar kedatangan Wilders memang sudah dibicarakan via jejaring sosial. Umat Islam melalui jejaring sosial tersebut memprotes kunjungan Wilders ke tiga tempat yakni Sydney, Melbourne dan Perth.