REPUBLIKA.CO.ID, PONDOK GEDE -- Tanggul Jati Asih jebol lagi karena tidak dapat menahan 650 kubik per detik air akibat kiriman dari Katulampa, Bogor, Jawa Barat.
"Ini berbahaya, karena Bekasi tidak hujan, dan air datang lebih dari yang kemarin," ujar Kepala Dinas Bina Marga dan Tata Air (Kadisbinmarta) Kota Bekasi, Momon Sulaeman, ketika dihubungi Republika, Senin (4/2).
Momon melanjutkan, sekalipun belum ada korban jiwa, kiriman air datang dengan tiba-tiba, sehingga warga tidak ada yang menyangka, karena Bekasi tidak hujan. Menurut Momon, datangnya air lebih besar dari kemarin yang hanya 524 kubik per detik.
"Sudah pasti bendung tidak mampu menampung air lagi, karena datangnya air luar biasa dari Bogor," katanya.
Momon mengatakan, air kiriman dari Katulampa Bogor datang setelah Isya. "Cikeas airnya naik, dan Cileungsi naik. Ini lebih tinggi jadi bendungan sudah dibuka semua," ujarnya.
Sementara, Warga diungsikan di beberapa titik seperti Kompleks Depnaker dan di belakang Giant Kecamatan Bekasi Utara. Momon mengimbau, agar warga tidak kembali ke rumahnya karena kiriman air masih cukup besar dan selalu tetap siaga. "Kita tidak ingin terjadi apa-apa pada warga," ujarnya
Untuk solusi, Momon menjelaskan, tanggul harus dipermanenkan sehingga tidak hanya ada tanggul darurat. Selain itu, ia juga mengharapkan Pemerintah Pusat dapat membantu terkait pembangunan tanggul.
Ia mengungkapkan, pihaknya juga sudah mengordinasikan ke pusat agar segera merancang tanggul. "Kalau normal itu di bawah 100 kubik per detik," tandas Momon.