REPUBLIKA.CO.ID, PONDOK GEDE -- Jebolnya tanggul Jati Asih yang menyebabkan banjir merupakan hal biasa bagi warga Kelurahan Jati Rasa, Kecamatan Jati Asih, Pondok Gede, Bekasi.
''Sudah yang ke enam kali,'' Ujar Kohar warga RT 03/10 Kelurahan Jati Rasa, Kecamatan Jati Asih, Pondok Gede, Bekasi, Selasa (5/2).
Kohar melanjutkan, selama 20 tahun tinggal di Kelurahan Jati Rasa, dia dan keluarganya sudah enam kali merasakan banjir akibat tidak terbenahinya tanggul dengan baik. Pertama kali banjir terjadi tahun 1997, dilanjutkan 2002, 2005, dan 2007. ''2013 sudah dua kali, dan ini yang terparah,'' ujar lelaki yang berprofesi sebagai supir angkot.
Kohar menjelaskan, air sudah mulai naik pukul 20.00 dan semakin parah pukul 23.00. Dia menyuruh keluarganya untuk mengungsi di Kebon Kacung, Kelurahan Jati Rasa, Kecamatan Jati Asih, Pondok Gede, Bekasi yang terletak tidak jauh dari perumahan Pondok Gede Permai. Sementara, Kohar sudah tidak memikirkan barang-barangnya yang hilang.
''Barang sudah tidak ada yang selamat, kita karena tidak ada saudara saja, kalau tidak kita tinggal di sana, warga sini rata-rata ngungsi ke tempat saudaranya'' katanya.
Kohar hanya mengharapkan, agar pemerintah mengerti keadaan rumahnya yang di dekat tanggul. Dia menginginkan ganti rugi dari pemerintah. Menurut Kohar, jika pemerintah serius membetulkan tanggul, pasti tidak ada banjir lagi. ''Kita ingin sembako dan ganti rugi,'' katanya.
Sementara Kohar bersama pengungsi yang lainnya berada di posko banjir yang terletak di Kebon Kacung. Dari pantauan di lapangan, posko terlihat sepi, warga lebih memilih untuk tinggal di tempat saudaranya. Banjir masih menggenangi Kelurahan Jati Rasa, Kecamatan Jati Asih setinggi 2,5 meter.