REPUBLIKA.CO.ID, BAMAKO -- Republik Cheska mengumumkan rencananya untuk mengirimkan instruktur perang ke Mali. Mereka akan bergabung dengan tentara Prancis dalam perang. Kepastian itu disampaikan Menteri Luar Negeri Cheska dan Deputi Pertama Perdana Menteri, Karel Schwarzenberg.
Ia mengatakan, pihaknya akan bergabung dalam perang Prancis di Mali pada Senin (4/2) waktu setempat. Negara tersebut berusaha membuktikan sebagai sekutu tepercaya yang dapat membantu tentara Mali.
"Proposal ini harus disetujui pada sidang kabinet Ceko kemudian diputuskan di Parlemen," ungkapnya seperti dikutip PressTV.
Ribuan penduduk Mali terpaksa meninggalkan rumah mereka setelah Prancis menyatakan perang dengan oposisi Mali. Prancis melibatkan 3.500 tentara untuk serangan darat yang didukung pesawat tempur, helikopter, dan kendaraan lapis baja.
Badan khusus pengungsi PBB, UNHCR mengatakan lebih dari 5 ribu pengungsi tiba di Mauritania sejak 11 Januari ketika Prancis meluncurkan perang. Prancis berdalih ingin menghentikan pejuang di negara Afrika tersebut.
Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Belgia, Jerman, dan Denmark menyatakan dukungannya pada perang Prancis di Mali. Para pengamat percaya Prancis mengincar sumber daya yang belum dimanfaatkan di Mali seperti minyak, emas, serta uranium.