Rabu 06 Feb 2013 23:38 WIB

Kewajiban yang Terabaikan (1)

Shalat berjamaah (ilustrasi).
Foto: Republika/Agung Supri
Shalat berjamaah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,-- Rasulullah saw pernah dikunjungi seorang laki-laki buta yang kedua matanya tidak dapat melihat, tapi mata hatinya dapat bersinar. Dr Aidh Alqarni mengawali kisahnya seperti tertulis dalam bukunya 'Sentuhan Spiritual Aidh Alqarni.''

Laki-laki yang berkunjung ke Rasulullah saw itu, merupakan menara di antara menara tauhid. Ia terbunuh di medan perang, padahal Allah SWT mengecualikan orang-orang buta untuk terlibat dalam peperangan. Ia ikut perang dan terbunuh dalam keadaan syahid di jalan Allah.

Laki-laki itu mendatangi Rasulullah saw dan bertanya, ''Ya, Rasulullah. Saya laki-laki buta. Di antara rumahku dengan masjid ada lembah yang berair, sedang rumahku jauh. Aku tidak mempunyai pembimbing. Apakah engkau menemukan keringanan untuk aku shalat di rumah?''

Rasulullah saw menilai adanya kesulitan bagi laki-laki buta ini. Rasulullah saw melihat uzur yang sangat jelas pada laki-laki tersebut. Rasulullah saw bersabda, ''Ya.'' Laki-laki itu kemudian berpaling.

Dan, Rasulullah saw seperti orang yang lupa akan sesuatu, kemudian menyadarinya. Rasulullah saw pun bersabda, ''Itu pendapatku.''

Lantas, apakah yang menyadarkan Rasulullah saw? Apa yang mengetuk perasaan Rasulullah saw dan mengembalikan orang buta itu? Ia adalah kewajiban shalat berjamaah.

Rasulullah saw bersabda pada laki-laki buta itu, ''Apakah engkau mendengar panggilan (azan) shalat?'' Laki-laki itu menjawab, ''Ya.'' Rasulullah saw bersabda,''Maka, jawablah.''

Demikian hadits riwayat Muslim. Dalam hadits riwayat riwayat Ibnu Majah, disebutkan Rasulullah saw bersabda, ''Aku tidak menemukan keringanan untukmu.''

Seakan-akan Nabi saw berkata, ''Aku tidak dapat memberi keringanan kepadamu untuk meninggalkan shalat berjamaah, sekalipun engkau buta, sekalipun di antara rumahmu dengan masjid ada lembah yang berair, sekalipun engkau tidak memiliki pembimbing.''

Rasulullah saw seakan-akan berkata, ''Selama engkau mendengar panggilan dan selama kesadaran Rabbani sampai ke relung hatimu, jawablah! Sebab, aku tidak menemukan keringan untukmu.''

Itulah peringatan untuk orang yang menentang shalat berjamaah. Yaitu, mereka yang dilalaikan harta dan keluarganya dari mengingat Allah SWT. Mungkin salah seorang dari mereka bersebelahan masjid, tapi mereka tidak pernah mengunjungi masjid itu.

n

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement