Kamis 07 Feb 2013 03:54 WIB

Kasus Alquran dan PON Riau Bisa Seret Petinggi Golkar

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Djibril Muhammad
Partai Golkar
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Partai Golkar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru Besar Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI), Ibramsjah mengatakan kasus korupsi proyek Alquran dan PON Riau yang menjerat sejumlah kader Golkar bisa saja menyeret petinggi Golkar dalam pusaran masalah. 

Hal ini karena menurutnya korupsi sebagai kejahatan kerah putih tidak mungkin dilakukan seorang diri. "Bisa saja menyeret petinggi Golkar yang lain," kata Ibramsjah ketika dihubungi Republika, Rabu (6/5).

Dalam kasus korupsi proyek PON Riau --yang disebut-sebut melibatkan Gubernur Riau Rusli Zaenal-- misalnya, bisa saja kasus ini akan menyeret petinggi Golkar yang ada di DPR. 

Karena dalam proyek-proyek besar biasanya dilakukan kongkalikong antara eksekutif dan legislatif. Pun dengan kasus korupsi Alquran. "Misalnya Rusli, siapa partnernya di parlemen? Itu yang mesti dicari KPK," katanya seraya memberikan saran.

Ibramsjah menyatakan kasus korupsi yang menjerat petinggi Partai Golkar menunjukan kegagalan Golkar menjadi partai perubahan. Golkar kembali terjerembab dalam politik transaksional seperti pada masa Orde Baru. "Golkar gagal menjadi partai reformis," katanya.

Persoalan korupsi di tubuh Golkar tak lepas dari kegagalan partai ini mereformasi struktur pengurus. Golkar yang mengklaim diri sebagai partai perubahan masih dikuasai orang-orang lama. "Isinya masih orang lama. Sikap mentalnya tidak berubah," ujar Ibramsjah.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement