REPUBLIKA.CO.ID, HAVANA -- Pemberontak kiri mengadakan pembicaraan perdamaian dengan pemerintah Kolombia pada Sabtu. Mereka menyerukan pemerintah untuk menyerahkan sejumlah besar tanah kepada petani sehingga dapat mengatasi masalah utama kemiskinan di pedesaan.
Kelompok gerilyawan FARC muncul pada tahun 1960-an justru karena besarnya kesenjangan kekayaan antara petani dan para tuan tanah yang sangat kaya atau pemilik perkebunan.
Pembagian kembali tanah merupakan salah satu masalah yang paling penting dalam agenda pembicaraan damai yang dimulai pada November. Pembicaraan dalam upaya untuk mengakhiri konflik di Kolombia yang
telah berlangsung selama hampir 50 tahun dan terlama di Amerika Latin.
Satu pernyataan FARC yang disiarkan Sabtu pada pembicaraan perdamaian di Havana mengatakan pemerintah berkewajiban untuk melunasi hutang bersejarah dengan membagikan tanah.
Pihaknya memasang angka sembilan juta hektar yang akan ditugaskan kepada petani. Ini agar mereka bisa bertani secara individual atau dalam kolektif. Tujuh juta hektar lainnya untuk produksi pangan.
Rencana ini bisa muncul dari peternakan yang ditinggalkan atau sudah tidak berproduksi. ''Lahannya bisa juga dari tanah sitaan dari pengedar narkoba atau disita melalui penggunaan kekerasan,'' kata pernyataan FARC.