Senin 11 Feb 2013 16:23 WIB

IPB: Farchan Pernah Kesulitan Membayar Uang Kuliah

Rep: Linda Psupaningtyas/ Red: Taufik Rachman
Logo IPB
Logo IPB

REPUBLIKA.CO.ID,BOGOR -- Seorang mahasiswa IPB, Hemmud Farchan Ibnu Hasan (24 tahun) yang ditangkap di Hotel Papaho, Bogor, Jumat (8/2) lalu pernah mengalami kesulitan membayar biaya kuliah.

Hal ini disampaikan oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof Dr Yonny Koesmaryono kepada wartawan di IPB Dramaga, Senin (11/2).

Yonny mengatakan telah melakukan pengecekan juga verifikasi data ke pihak terkait termasuk Fakultas HFIH bernaung. Ia mengatakan HFIH merupakan mahasiswa yang tidak terlalu menonjol baik dalam segi akademis maupun lainnya di kampus.

''Mahasiswanya biasa saja, Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)nya biasa saja, namun memang ia mengalami kesulitan ekonomi,'' kata Yonny. Ia menambahkan, berdasarkan informasi yang diperolehnya, HFIH pernah mendatangi dosennya dan mengatakan belum mempunyai uang untuk membayar biaya kuliah.

Para dosen dan teman-temannya pun, tambah Yonny, membantu HFIH untuk melunasi biaya kuliahnya. Namun, Yonny menolak mengatakan kondisi keluarga HFIH merupakan keluarga tidak mampu. ''Yang tahu kondisi sebenarnya kan orang tuanya apakah termasuk mampu atau tidak,'' kata Yonny.

Sementara, Ahmad Fariz Viali (24 tahun), teman sekelas HFIH di Agribisnis IPB mengatakan hal yang sama. Farchan, panggilan HFIH di kelas, menurut Fariz merupakan anak yang tidak terlalu menonjol.

''Anaknya biasa aja, tidak terlalu menonjol, tidak pendiam tidak rame juga,'' kata dia. Meski demikian, Fariz mengatakan Farchan termasuk anak yang berkelakuan baik, tidak neko-neko dan santai.

Ia mengaku tidak menyangka bahwa Farchan terlibat kasus bisnis prostitus online. Mengenai gaya hidup, Fariz mengaku pernah bertemu Farchan di tempat Fitness di daerah sekitar kampus. Meskipun, ia tidak menunjukan tanda-tanda kesulitan secara ekonomi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement