Rabu 13 Feb 2013 21:54 WIB

KASAD Jadi Ketum Demokrat? Ini Kata Marzuki

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Karta Raharja Ucu
KSAD Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo menggunakan topi adat Dayak Tunjung ketika berkunjung ke Linggang Bigung, Kutai Barat, Kalimantan Timur, Senin (10/10).
Foto: Antara/Novi Abdi
KSAD Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo menggunakan topi adat Dayak Tunjung ketika berkunjung ke Linggang Bigung, Kutai Barat, Kalimantan Timur, Senin (10/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrat dikabarkan sudah memiliki sejumlah nama untuk menggantikan Anas Urbaningrum sebagai ketua umum, seperti Kepala Staf Angkatan Darat, Pramono Edhie Wibowo dan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfudz MD.

Namun, semua isu itu dibantah Marzuki Alie. Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat ini membantah jika rencana Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) mengagendakan pelengseran Anas.

Marzuki menyebut tidak mungkin Partai Demokrat mengangkat seorang ketua umum yang bukan kader partainya, meski tujuannya untuk meningkatkan elektabilitas.

“Orang di luar partai tidak mungkin menjadi ketua umum. Partai macam apa kalau hal seperti itu bisa terjadi,” katanya di Gedung DPR RI, Rabu, (13/2).

Jika hal itu terjadi, ujar Marzuki, maka akan menjadi preseden buruk bagi Demokrat. Karenanya Marzuki memastikan isu itu tidak benar.

Marzuki yang mejabat sebagai Ketua DPR RI itu juga menapik KASAD Pramono Edhie Wibowo, yang tak lain adik ipar Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, SBY, sebagai calon kuat pengganti Anas.

Marzukie yakin, meski Pramono Edhie Wibowo memiliki hubungan saudara, tidak mungkin ia bisa menjadi Ketua Umum Demokrat. “SBY merupakan seorang pemimpin yang taat azas partainya,” katanya.

Kalau menyangkut calon presiden, kata Marzukie, Partai Demokrat merupakan partai terbuka. Demokrat bisa mencalonkan siapa meski calon presiden itu tidak berasal dari Partai Demokrat.

"Kalau capres siapa saja boleh, kami partai terbuka. Kami cari siapa saja yang pantas menjadi presiden,” selorohnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement