Kamis 14 Feb 2013 16:24 WIB

Muslim Michigan Alami Serangan Islamofobia

Rep: Agung Sasongko/ Red: Citra Listya Rini
muslim amerika
Foto: huffingtonpost.com
muslim amerika

REPUBLIKA.CO.ID, DETROIT -- Negara bagian Michigan dikenal sebagai salah satu kantong populasi Muslim terbesar di Amerika Serikat (AS). Namun, fakta tersebut tidak menghalangi masih terjadinya islamofobia.

Baru-baru ini, komunitas Muslim di Hamtramck, kota kecil di Michigan, sulit untuk mendapatkan izin perluasan masjid. Padahal perluasan masjid sangat mendesak untuk dilakukan. 

"Anda kalau kemari, pasti anda akan melihat sekaleng sarden," ungkap Mausd Khan, Sekjen Dewan Al-Islah, pengelola masjid tersebut, seperti dikutip The Detroit News, Kamis (14/2).

Saat ini, kapasitas masjid hanya mampu menampung 350 jamaah. Persoalannya, populasi Muslim terus bertambah. Ini yang terlihat ketika pelaksanaan shalat Jumat. Mereka yang datang terpaksa berhimpit-himpitan lantaran ruangan yang sempit. 

"Inilah yang kami sebut kaleng sarden. Itu sebabnya, kami perlu melakukan perluasan bangunan," kata dia.

Sayangnya, permohonan izin itu ditolak dewan kota. Alasannya, perluasan tidak mungkin dilakukan lantaran posisi bangunan lama. Dewan kota juga mempertimbangkan aspek lain seperti lahan parkir .  

Secara terpisah, permohonan izin Islamic Center Abu Bakar Al-Siddique untuk mengubah fungsi bangunan di kawasan St Aubin juga ditolak Dewan Kota. Alasannya, relokasi yang dilakukan akan membuat kemacetan lalu lintas. Penolakan itu mendapat dukungan warga lokal. 

"Saya pikir akan lebih mengerikan ketika masjid itu semakin besar," kata salah seorang warga lokal, Jolanta Cieslawska.

Merespon dua masalah itu, anggota Dewan Kota, Tom Jankowski mengatakan pemerintah kota tengah melakukan penyesuaian guna lebih mengakomodasi kebutuhan komunitas Muslim. Saya pribadi tidak menentang masjid berada di sana. Namun, populasi Muslim di kota ini mencapai 40 persen. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement