Jumat 15 Feb 2013 14:00 WIB

PLN Tambah Pasokan Listrik Industri

Rep: Sefti Oktarianisa/ Red: Mansyur Faqih
Instalasi Listrik PLN
Foto: Antara
Instalasi Listrik PLN

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menambah pasokan listrik industri. Perusahaan ini bahkan berkomitmen memenuhi pasokan listrik untuk tiga perusahaan di Sumatera dan Sulawesi. 

"Kami akan bekerja sama dengan PT Kawasan Industri Medan (Persero), PT Timah (Persero) Tbk, dan PT Earthstone Metals and Mining untuk pasokan listrik," kata Direktur Utama PLN Nur Pamudji, Jumat (15/2). 

Pasokan total yang akan disalurkan mencapai 290 megawatt (mw). Untuk KIM misalnya, pasokan listrik yang akan diberikan mencapai 200 mw. Sementara PT Timah, pasokan listrik diberikan sebesar 25 mw. 

Untuk Earhstone yang beroperasi di Bantaeng Sulawesi Selatan, PLN bakal memberikan pasokan listrik hingga 70 mw. "Namun soal harga masih kita bahas," jelasnya.

Pasokan listrik akan masuk ke tiga perusahaan itu akhir 2014 nanti. Saat ini pembangunan transmisi masih terus dilakukan. 

Distribusi listrik dari PLN ke Timah misalnya harus membangun jaringan pipa bawah laut. PLN membangun jaringan kabel laut hingga 150 kilo volt (kV) dari Sumatera Selatan ke Bangka. 

Sementara itu, Direktur Utama KIM Gadhi D Tambunan mengatakan perseroan membutuhkan pasokan listrik hingga 900 mw. "Namun saat ini baru terpenuhi 90 mw," katanya.

Dengan kerja sama PLN ini, kedua perusahaan akan mengevaluasi tarif tenaga listrik (ttd) yang diberikan pada industri di wilayah KIM. Menurutnya, dari ttd bersubsidi menjadi tarif bisnis.

Ia menjamin, seluruh industri sudah setuju dengan aturan ini. "Meski harga dievaluasi, mereka akan mendapat kepastian pasokan dan tidak seperti selama ini yang kerap mengalami pemadaman," jelasnya. 

Direktur Utama PT Timah, Sukrisno menuturkan kerja sama ini akan membatalkan rencana membangun pembangkit listrik dengan PT Bukit Asam (Persero) Tbk. Setelah sebelumnya kedua perusahaan menandatangani nota kesepahaman untuk membuat PLTU guna mengaliri listrik industri smelter milik PT Timah. 

Alasannya, ujar dia, pembangunan pembangkit sendiri memakan waktu yang lama, hingga dua tahun. "Kalau ini listriknya bisa kita nikmati tahun depan, jadi tidak lama," jelasnya. 

Saat ini guna memenuhi listrik untuk pabrik Timah masih menggunakan genset. Saat listrik sudah mengalir, genset dialihkan hanya untuk kondisi darurat.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement