REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kurniawan Dwi Yulianto menyerukan kepada pesepak bola Indonesia tak takut menuntut haknya sebagai pemain kepada klub tempatnya bernaung. Salah satu hak pemain yang harus dipenuhi klub adalah gaji.
Sayangnya, Kurniawan mengakui masih banyak pemain yang takut buka suara terkait kondisinya masing-masing, termasuk tunggakan gaji.
Padahal Kurniawan berpendapat pemain tidak perllu takut, lantaran pesepak bola punya nilai tawar tinggi. Sebab pemain merupakan elemen paling penting dalam suatu tatanan sepak bola.
Jika tidak ada pemain, kata Kurniawan, mana mungkin ada pertandingan sepak bola. "Mereka berani di belakang, tapi tidak ada action. Padahal mereka menuntut hak setelah menunaikan kewajiban, bukan untuk mengemis," ujar Kurniawan kepada wartawan, Selasa (19/2).
Pria 36 tahun ini mengungkapkan keinginan pemain sebenarnya simpel. Pemain hanya ingin sepak bola yang sehat dan sepak bola yang bersih dari konflik kepentingan suatu golongan.
Jika semua berharap untuk profesional, maka semua komponen bola juga harus profesional. "Jangan hanya menuntut pemain saya untuk profesional, pengurus dan pengelola klub malah yang tidak profesional," ucapnya.
Menurut Kurniawan, cara penyelesaian konflik sepak bola Indonesia yakni kembali kepada hati nurani para pengurus. Kalau mereka sudah jujur dengan hati masing-masing untuk memajukan sepak bola nasional, kisruh tak akan berkepanjangan seperti sekarang, sebut Kurniawan yang juga tergabung dalam Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI).