REPUBLIKA.CO.ID, KOJA -- Bakal naiknya harga tabung LPG 12 kilogram hingga 30 persen memberatkan warga di Kecamatan Koja, Jakarta Utara.
Pemilik Warung Tegal di Jalan Sindang, Siska (48 tahun) merasa semakin berat jika harga LPG naik. Sebab beberapa minggu belakangan ini, harga-harga kebutuhan sembako dan bumbu dapur pun melesat naik.
''Apa-apa naik, makin mahal'', ujarnya pada Republika, Kamis (21/1). Dia berharap agar harga barang-barang turun saja dan tidak lagi disertai dengan kenaikan harga LPG.
Untuk memenuhi kebutuhan, dia menggunakan tabung 12 kilogram per empat hari hingga seminggu sekali. Dia pun memperkirakan bakal menaikkan pulaharga jualannya sebab biaya produksinya pun meningkat.
Sedangkan penyalur LPG 12 kilogram di Jalan Mangga, Kelurahan Lagoa, menyalurkan dibawah 100 tabung ke toko-toko sekitar setiap bulannya.
Salah satu karyawan, Alex (32 tahun) mengaku mendistribusikan tabung gas sesuai permintaan. Belakangan, tak ada penurunan atau peningkatan permintaan. ''Masih stabil'', ujarnya.
Alex pun telah mendengar kabar kenaikan LPG itu melalui televisi. Namun mengenai harga dia mengaku tidak mengurusi soal itu. Pengisian LPG nya sendiri dilakukan di Pertamina Marunda.
Warga, Ismet (25) mengatakan harga LPG terakhir kali yang dibelinya belum mengalami kenaikan. Namun jika naik, biaya belanja rumah tangganya akan lebih berat. LPG 12 kilogram dipakainya hingga sebulan lebih.
LPG 12 kilogram akan mengalami kenaikan sebesar 30 persen atau sekitar Rp 25.400, pada kuartal tahun ini. Sehingga harga awal yang berkisar Rp 70 ribu akan naik hingga Rp 95 ribu. Sedangkan harga LPG 3 kilogram berkisar Rp 15 ribu.