REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Komandan pemberontak Tentara Pembebasan Suriah mengeluarkan ultimatum 48 jam untuk menyerang Hizbullah Lebanon.
Ancaman itu dikeluarkan pada Rabu (20/2) lalu itu setelah petempur pemberontak menembak jatuh pesawat tempur pemerintah lewat serangan udara yang menewaskan 20 orang di kota Provinsi Damaskus.
Kepala staf Tentara Pembebasan Suriah (FSA) Jenderal Selim Idriss menyampaikan Hizbullah telah lama ikut serta dalam permusuhan di Suriah. Selain itu, Hizbullah juga menembaki desa-desa dekat Qusayr di Provinsi Homs dari Lembah Bekaa Lebanon.
"Hizbullah menyalahgunakan kedaulatan Lebanon menembaki daerah Suriah dan posisi-posisi Tentara Pembebasan Suriah. Pekan lalu Hizbullah menembaki desa-desa sekitar Qusays dari daerah Lebanon dan itu tidak dapat kami terima," kata Idriss.
Pemberontak di daerah Qusays akan didukung oleh para petempur FSA dengan senjata-senjata jangkauan tembak yang jauh dari daerah-daerah lainnya. FSA juga meminta presiden Lebanon dan perdana menteri turun tangan.
Lebanon sendiri terbelah dua menyangkut konflik Suriah, dengan gerakan 14 Maret yang dipimpin Sunni mendukung pemberontak dan Hizbullah yang Syiah dan sekutunya mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad.