REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) La Nyalla Mahmud Mattalitti menyatakan siap membubarkan KPSI. Hal ini diungkapkannya usai mendatangi kantor PSSI, Jumat (22/2).
La Nyalla beserta ketiga rekannya, Roberto Rouw, Tony Aprilani, Roberto Rouw, dan Erwin Dwi Budiawan sepakat untuk kembali kedalam struktur kepengurusan PSSI sebagai anggota Komite Eksekutif PSSI.
Sebelumnya keempat petinggi KPSI itu dipecat karena dinilai melanggar etika organisasi. Namun status keempatnya telah dipulihkan setelah adanya penandatangan Nota Kesepahaman (Mou) antara PSSI dan KPSI di Kuala Lumpur, Malaysia, 7 Juni 2012.
La Nyalla menegaskan, dirinya akan membubarkan KPSI jika pelaksanaan kongres menggunakan daftar peserta Kongres Luar Biasa (KLB) Solo Juli 2012 terealisasi. Selain atas perintah MoU, Hal ini juga dipertegas FIFA melalui suratnya tertanggal 13 Februari 2013 kepada Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo.
"Di dalam MoU dan surat FIFA sudah jelas, PSSI harus menggelar Kongres dengan voters Solo. Setelah Kongres, mau tidak mau, suka tidak suka, KPSI harus bubar," kata La Nyalla dalam jumpa pers di Kantor PSSI, Senayan, Jakarta, Jumat (22/2).
Sesuai jadwal, Kongres akan digelar pada 17 Maret 2013, atau tiga hari sebelum FIFA menentukan nasib sepak bola Indonesia melalui rapat Komite Eksekutif. Kongres nanti akan membahas dua agenda penting, yakni penyatuan liga dan revisi statuta.
"Agendanya jadi hanya dua, unifikasi liga dan revisi statuta. Karena kami (empat Exco) kan sudah kembali," katanya.
Karena kongres nanti berstatus Kongres Biasa, tak menutup kemungkinan akan ada agenda lain diluar yang telah disepakati. Sesuai Statuta PSSi pasal 30 ayat 3 tentang Kongres Biasa, agenda kongres biasa berubah apabila mendapat persetujuan dari 2/3 peserta yang hadir.
Mengenai persiapan kongres, La Nyalla mengatakan hal tersebut akan dibahas lebih lanjut dalam rapat Exco PSSI selanjutnya yang belum ditentukan waktunya.
"Yang pasti, kongres 17 Maret 2013 nanti adalah jalan keluar untuk menyelesaikan kemelut sepak bola Indonesia selama ini," ucapnya.