REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- "Congratulations Swans!" Ucapan yang menyambut keberhasilan pasukan Swansea City meraih gelar Piala Capital One (Piala Liga). musim ini. Penantian selama satu abad tim yang berdiri sejak 1912 itu meraih gelar di kompetisi Inggris akhirnya terbayar.
Swansea meraih gelar juara dengan cara sensasional setelah mengalahkan Bradford City, 5-0, akhir pekan lalu. Skor terbesar yang terjadi sepanjang sejarah kompetisi Piala Liga sejak pertama digelar pada 1961. Malam di Stadion Wembley itu sangat sempurna bagi pasukan The Swans. "Ini merupakan momen yang luar biasa bagi semua orang di klub," kata arsitek Swansea Michael Laudrup, selepas laga, seperti dilansir laman resmi klub.
Momen spesial juga bagi Laudrup yang memberikan gelar pertamanya bagi Swansea, sekaligus trofi pertama bagi arsitek asal Denmark itu di tanah Inggris. Laudrup menilai pencapaiannya ini menjadi salah satu yang terbaik dalam kariernya, baik sebagai pemain atau pun pelatih. "Untuk meraihnya bersama klub seperti Swansea menjadi sangat fantastis," kata arsitek berusia 48 tahun itu.
Pujian datang bagi Laudrup yang bisa melepaskan dahaga gelar Swansea. Tetapi, ia justru menunjuk para pemainnya yang telah memperlihatkan performa mengesankan di Wembley. Gol Nathan Dyer dan Michu membawa The Swans memimpin di babak pertama. Dyer kemudian menorehkan gol keduanya sebelum Jonathan De Guzman mencetak dua gol lainnya untuk memastikan gelar juara.
Swansea menorehkan sejarah baru sebagai tim asal Wales pertama yang berhasil menyabet gelar juara di Piala Liga. Untuk pertama kalinya juga sejak Cardiff City merebut Piala FA pada 1927, trofi kompetisi utama lepas dari tangan klub asal Inggris. Kapten tim The Swans Garry Monk dan wakilnya Ashley Williams mendapat kehormatan untuk mengangkat trofi juara itu di Wembley.
"Ini apa yang kami impikan semenjak kecil dan mimpi itu telah terwujud," kata Williams, selepas laga, seperti dilansir Sky Sports.
Keberhasilan Swansea memupus harapan besar Bradford untuk terus mengukir sejarah. Skuat The Bantams sudah melakukan langkah besar dengan menyingkirkan tim asal Liga Primer, Wigan Athletic, Arsenal, dan Aston Villa, untuk mencapai babak final. Bradford menjadi tim penghuni Divisi IV pertama sejak 1962 yang berhasil menembus partai puncak Piala Liga.
"Sangat menyulitkan bagi kami di babak final. Tapi kredit luar biasa bagi para pemain," kata arsitek Bradford, Phil Parkinson.
Selain melepas gelar Piala Liga, Bradford juga kehilangan kesempatan untuk menjajal kompetisi Liga Europa. Skuat The Bantams memang sudah pesimistis sebelumnya bisa tampil di kompetisi kasta kedua Benua Biru itu.
Melihat performa di Wembley, jatah tiket itu memang pantas menjadi milik Swansea. Dengan status juara Piala Liga, musim depan Michu dkk akan memulai langkahnya di babak kualifikasi ketiga Liga Europa.
Menjadi tantangan besar bagi Swansea untuk bersaing di kancah Eropa. Salah satu bintang The Swans, Michu, sangat bergairah melihat kesempatan yang diperoleh timnya. Gelandang serang asal Spanyol itu berpendapat, The Swans harus bisa memaksimalkan semua peluang yang ada.
"Kami boleh jadi kalah, kami juga bisa menang, tapi kami harus selalu berusaha bermain baik sepanjang waktu," ujar pemain yang langsung merebut gelar di musim pertamanya bersama Swansea itu.
Swansea sudah berhasil mewujudkan misinya untuk merebut trofi Piala Liga. Laudrup meminta pasukannya untuk menikmati keberhasilan tersebut. Namun, ia mengingatkan setelah itu pasukannya untuk kembali fokus di kompetisi Liga Primer Inggris.
Laudrup masih ingin timnya meraih lebih banyak poin dalam sebelas laga tersisa. "Kami baru mendapatkan 37 poin dan saya pikir kami masih membutuhkan lebih banyak lagi," ujar pelatih yang juga pernah membesut Mallorca dan Getafe itu.