Kamis 28 Feb 2013 14:04 WIB

Bank Permata Salurkan Kredit Sindikasi Rp 300 Miliar

Rep: Nur Aini/ Red: Nidia Zuraya
Bank Permata
Bank Permata

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –  Bank Permata memimpin pemberian kredit sindikasi senilai total Rp 300 Miliar kepada PT Andalan Finance Indonesia. Kredit diberikan untuk jangka waktu 3 tahun dengan beberapa bank lainnya seperti Bank Pembangunan Daerah Jabar dan Banten (BJB), Bank Pembangunan Daerah Papua dan Bank Pembangunan Daerah Kalsel.

 

Direktur Wholesale Banking Bank Permata, Roy Arfandy, mengatakan kredit tersebut  dapat menopang ekspansi bisnis PT Andalan Finance Indonesia, khususnya di segmen pembiayaan konsumen (consumer finance), sewa guna usaha (leasing) dan anjak piutang (factoring) di seluruh wilayah Indonesia.

“Tanggapan positif yang diberikan bank mitra, dalam hal ini Bank BJB, Bank Pembangunan Daerah Papua dan Bank Pembangunan Daerah Kalsel dalam sindikasi kredit semacam ini, mendorong Bank Permata untuk lebih aktif dalam menjajaki kerjasama sejenis dengan bank-bank mitra," ungkapnya dalam keterangan tertulis, Kamis (28/2).

Selain dapat mengakomodasi permintaan pendanaan dalam jumlah besar, pengelolaan resiko juga akan semakin baik mengingat adanya sharing risk diantara bank peserta sindikasi.

 

Sementara itu, Direktur Utama dari PT Andalan Finance Indonesia, Sebastianus Harno Budi mengatakan selama ini Andalan Finance Indonesia telah menjadi kekuatan dan keunggulan tersendiri bagi Nasmoco Group. "Nasmoco Group akan terus memberikan dukungan penuh dan menyambut baik sinergi yang telah terjalin dengan para kreditur peserta sindikasi, yang kami harapkan akan terus meningkat dan diperluas di masa mendatang," ujarnya.

Fasilitas kredit tersebut akan menambah dan memperkuat sumber dana Andalan Finance dalam menyalurkan pembiayaan kendaraan bermotor (minimum roda empat) yang merupakan komitmen dari perusahaan. Pada tahun 2012, Andalan Finance Indonesia telah membukukan volume pembiayaan baru sekitar Rp 1,7 triliun.

Pada tahun 2013 Andalan Finance optimistis akan mencapai target pertumbuhan volume usaha sekitar 30 persen atau mencapai Rp 2,5 triliun. Komposisi pembiayaan mobil baru dan mobil bekas akan berimbang. Mayoritas pembiayaan mobil baru tersebut akan bersumber dari penjualan Toyota melalui jaringan kelompok usaha sendiri (Nasmoco Group).

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement