Jumat 01 Mar 2013 10:53 WIB

Prancis Bertahan di Mali Sampai Juli 2013

Rep: Nur Aini/ Red: Karta Raharja Ucu
 Tentara Prancis mengikuti pelatihan senjata di hanggar di pangkalan udara militer Mali di Bamako, Senin (14/1). (Reuters/Joe Penney)
Tentara Prancis mengikuti pelatihan senjata di hanggar di pangkalan udara militer Mali di Bamako, Senin (14/1). (Reuters/Joe Penney)

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Meski perang Prancis membuat krisis kemanusiaan di wilayah utara Mali, pejabat Prancis mengatakan tentaranya akan tinggal di Mali setidaknya sampai Juli 2012.

Diplomat Prancis yang dilaporkan PressTV mengatakan tentara Prancis akan tinggal di Mali selama enam bulan. Masa penempatan tentara tersebut lebih panjang dari pengumuman sebelumnya.

Menteri Luar Negeri Prancis, Laurent Fabius mengatakan pada 6 Februari lalu, negaranya akan mulai menarik pasukan dari Mali pada Maret.

"Kami akan lanjutkan misi di utara, saya pikir dari Maret, kalau semua berjalan sesuai rencana, jumlah tentara Prancis akan dikurangi," ujar Fabius.

Prancis meluncurkan perang di Mali pada 11 Januari dengan dalih menghentikan oposisi di negara tersebut.

Namun, perang justru membuat ribuan warga Mali harus meninggalkan rumah. Perang Prancis  membuat ribuan warga mengungsi dan hidup dalam kondisi menyedihkan.

Pada 1 Februari, Amnesti Internasional melaporkan pelanggaran HAM serius termasuk pembunuhan anak-anak terjadi di perang Prancis di Mali. Dalam serangan udara, sedikitnya lima warga sipil tewas termasuk tiga anak.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement
Advertisement