REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Meski perang Prancis membuat krisis kemanusiaan di wilayah utara Mali, pejabat Prancis mengatakan tentaranya akan tinggal di Mali setidaknya sampai Juli 2012.
Diplomat Prancis yang dilaporkan PressTV mengatakan tentara Prancis akan tinggal di Mali selama enam bulan. Masa penempatan tentara tersebut lebih panjang dari pengumuman sebelumnya.
Menteri Luar Negeri Prancis, Laurent Fabius mengatakan pada 6 Februari lalu, negaranya akan mulai menarik pasukan dari Mali pada Maret.
"Kami akan lanjutkan misi di utara, saya pikir dari Maret, kalau semua berjalan sesuai rencana, jumlah tentara Prancis akan dikurangi," ujar Fabius.
Prancis meluncurkan perang di Mali pada 11 Januari dengan dalih menghentikan oposisi di negara tersebut.
Namun, perang justru membuat ribuan warga Mali harus meninggalkan rumah. Perang Prancis membuat ribuan warga mengungsi dan hidup dalam kondisi menyedihkan.
Pada 1 Februari, Amnesti Internasional melaporkan pelanggaran HAM serius termasuk pembunuhan anak-anak terjadi di perang Prancis di Mali. Dalam serangan udara, sedikitnya lima warga sipil tewas termasuk tiga anak.