REPUBLIKA.CO.ID, SAO PAULO -- Sejumlah pendukung Corinthians melakukan aksi protes di luar konsulat Bolivia pada Sabtu. Mereka meminta 12 rekan mereka di Bolivia dilepaskan terkait kematian seorang anak laki-laki yang tidak disengaja pada pertandingan Piala Libertadores.
Sekitar 60 pendukung klub yang bermarkas di Sao Paulo itu juga melakukan mengheningkan cipta untuk mengenang Kevin Espada. Anak laki-laki Bolivia berusia 14 tahun yang terbunuh karena suar yang dilepaskan oleh pendukung Brazil ketika Corinthians melakukan pertandingan tandang melawan San Jose di kota Oruro bulan lalu.
Di bawah pengawasan polisi, para pemrotes berdiri di luar konsulat. Mereka meneriakkan "Kami menginginkan Keadilan" dan memegang spanduk yang berisi permintaan untuk melepaskan "12 orang tidak bersalah" yang merupakan kolega mereka itu.
Minggu lalu, seorang pendukung Corinthians berusia 17 tahun mengaku bertanggung jawab atas meninggalnya Espada pada pertandingan yang berakhir dengan skor 1-1 tersebut. Setelah insiden itu, kepolisian Bolivia menahan 12 pendukung Corinthians.
Konfederasi Sepak Bola Amerika Selatan (Conmebol) juga menghukum Corinthinas memainkan seluruh laga kandang mereka di Piala Libertadores tanpa kehadiran penonton sampai ada instruksi lebih lanjut. Mereka juga melarang para pendukung Corinthians membeli tiket-tiket untuk pertandingan tandang.
Para pendukung Corinthians menilai keputusan Conmebol sebagai keputusan yang tidak dapat dibenarkan dan tidak adil. Para pemrotes kemudian berjalan kaki ke pusat kota Sao paulo, Avenida Paulista, tanpa insiden apa pun.
Corinthians menjuarai Piala Libertadores untuk pertama kalinya sepanjang sejarah mereka pada tahun lalu.