REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Pemerintah Kota Bandung menggratiskan beras untuk keluarga miskin (Raskin) bagi 62.255 rumah tangga penerima manfaat yang tersebar di 30 kecamatan di Kota Kembang.
"Raskin 2013 digratiskan bagi rumah tangga sasaran penerima manfaat, disebar tanpa ada biaya apapun karena Pemkot Bandung juga telah menyalurkan dana talangan distribusi Rp500 per rumah tangga sasaran," kata Wali Kota Bandung H Dada Rosada di Bandung, Selasa.
Dalam Rapat Dewan Ketahanan Pangan Kota Bandung yang digelar di Pasirmadur Kabupaten Bandung itu juga dilakukan peluncuran Raskin Kota Bandung 2013 dan Program Bawaku Pangan 2013.
Menurut Dada, khusus untuk biaya distribusi Raskin, Kota Bandung menambah dari Rp400 per RTS pada 2012 menjadi Rp500 per RTS pada 2013. Dengan demikian, tidak ada lagi biaya yang harus dikeluarkan oleh rumah tangga penerima Raskin di Kota Bandung.
"Bila masih ada pejabat atau petugas di lapangan yang meminta biaya Raskin, laporkan kepada Wali Kota. Pasalnya Pemkot telah mengeluarkan anggaran distribusi," kata Dada.
Selain itu, Dada juga menekankan pengawasan untuk ketepatan waktu pendistribusian Raskin serta tepat timbangan yang sampai kepada masyarakat penerima manfaat.
Wali Kota Bandung itu menyatakan pihaknya telah mengalokasikan anggaran senilai Rp25 miliar untuk membebaskan pembayaran Raskin di Kota Bandung, termasuk biaya operasional dan pendistribusian di dalamnya.
"Saya berharap semuanya ikut mengawasi, bukan hanya gratisnya namun juga kualitas berasnya harus bagus, timbanganya tepat serta tepat waktu. Bila berasnya jelek segera kembalikan dan ganti dengan beras yang bagus," katanya.
Selain itu, Pemkot Bandung juga menggratiskan e-KTP di setiap kecamatan. Terkait ketahanan Kota Bandung, kata Wali Kota Bandung itu menyatakan komitmen untuk mempertahankan lahan abadi tanaman padi seluas 30 hektar di Kota Bandung.
"Luasan lahan abadi terus ditambah, namun disesuaikan dengan anggaran yang ada," kata Dada.
Sementara itu Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Bandung Deddy Mulya menyatakan pemenuhan pangan Kota Bandung saat ini masih tergantung pada luar Kota Bandung.
"Lahan pertanian di Kota Bandung hanya memenuhi 3,39 persen kebutuhan, sebagian bear atau sekitar 96,51 persen dari luar daerah," kata Deddy Mulya.
Kecilnya angka pemenuhan kebutuhan pangan itu, kata Deddy, tidak lepas dari kendala keterbatasan lahan. Namun demikian Pemkot Bandung telah melakukan sejumlah program antara lain pengadaan lahan sawah abadi, lumbung pangan daerah, bawaku pangan pendamping Raskin, percepatan aneka ragam konsumsi olahan, urban farmin, pengawasan mutu pangan dan pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan serta pemberian sarana produksi pertanian.