REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR---Meskipun harga gas elpiji isi 12 kilogram batal dinaikkan, dampaknya cukup besar dirasakan pelaku usaha di Cianjur, Jabar. Hal ini diungkapkan ketua Kamar Dagang Industri (Kandin) Cianjur, Bambang Setiadi.
Dia mengatakan, meskipun rencana kenaikan harga gas elpiji ukuran 12 kilogram yang akan dilakukan pemerintah batal, berdampak pada pelaku usaha di bidang kuliner. "Walaupun tidak jadi naik tapi sudah ada efek di pasaran dan semua pemain pasar sudah bermain. Salah satunya dengan cara menimbun stok," katanya.
Dia menuturkan, seharusnya pemerintah melakukan perumusan yang matang dalam setiap mengambil keputusan, jangan hanya menggulirkan wacana.
Bambang meminta pada pemerintah untuk terlebih dahulu melakukan sosialisasi setiap kali akan melakukan kenaikan, seperti halnya harga gas elpiji 12 kilogram. "Sosialisasi yang merata sangat dibutuhkan agar tidak terjadinya gejolak ditingkat bawah. Belum naik saja sudah berdampak," katanya.
Sementara itu, Wiwin (30) salah seorang pemilik warung nasi menuturkan, meskipun harga gas elpiji 12 kilogram batal naik, namun kondisi di pasaran berbeda.
Hingga sore menjelang, dia mengaku kesulitan mendapatkan gas elpiji isi 12 kilogram tersebut karena pengecer telah mulai mengurangi stok gas, sehingga barang sulit didapat. "Karena ada wacana kenaikan pengecer menyimpan stok untuk dikeluarkan pas harga naik. Korbannya kami pelaku usaha kecil menengah," keluhnya.