Selasa 12 Mar 2013 18:08 WIB

Polri Minta Ledakan Cipete Tak Dikaitkan Dengan Teror

Rep: Gilang Akbar Prambadi/ Red: Nidia Zuraya
Mabes Polri
Mabes Polri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ledakan yang terjadi di Jl. Abdul Madjid, Cipete, Kebayotan Baru, Jakarta Selatan (Jaksel) pada Senin (11/3) malam dipastikan berkategori low explosive. Dentuman keras yang warga sekitar dengarkan sekitar pukul 23.30 WIB kala itu ternyata berasal dari sebuah benda ledak yang dilemparkan pengendara motor.

 

Meski berdaya ledak rendah, pelemparan bom ini entah disengaja atau tidak, telah dilakukan tepat di ruas jalan depan rumah seorang petinggi Kepolisian Republik Indonesia (Polri). Sebuah rumah di RT 13/07 Nomor 9 yang persis berada pinggir Jl. Abdul Madjid tempat ledakan tersebut terjadi adalah kediaman milik seorang jenderal polisi bintang dua.

 

Kapolda Kalimantan Tengah Brigjen Bachtiar Hasanudin Tambunan  diketahui sebagai pemilik rumah tersebut. Kontan saja, ledakan yang menyebabkan dua korban luka-luka ini lantas membuat sebagian pihak berpikir peristiwa ini sengaja menyasar tubuh petinggi Polri.

 

Namun, asusmi ini telak dibantah oleh pernyataan Kapolres Jaksel Kombes Wahyu Hadingrat. Perwira melati tiga ini mengatakan, kaitan antara penyerangan ini pada petinggi Polri tak bisa terbukti. Pasalnya, Banchtiar diketahui tak pernah lagi menyambangi rumah tersebut.

 

“Rumah itu sudah kosong selama dua tahun. Jadi jarang ada orang yang hapal itu rumah beliau,” kata dia di Mapolres Jaksel Selasa (12/3).

 

Wahyu menambahkan, fakta lain yang mematahkan dugaan bahwa ini ialah teror kepada Polri adalah kronologi dari peledakan.

 

Dia berujar, jika memang ledakan tersebut bertujuan untuk memberikan intervensi kepada Polri tentu benda ledak akan dilemparkan langsung ke rumah Bachtiar.

 

Hal ini berbanding terbalik dengan kenyataan di lapangan dimana ledakan diarahkan di sisi Jl. Abdul Madjid. Wahyu mengatakan, benda yang disebut bom tersebut dilemparkan oleh seorang pengendara motor ke arah pohon di depan pagar ruma Bachtiar. Benda tersebut kemudian memantul ke badan jalan, dan meledak di atas aspal.

 

“Daya ledaknya hanya menyebabkan aspal berlubang dan ada jejak hitam pekat pada tembok pagar rumah,” kata Wahyu.

 

Fakta-fakta yang Wahyu paparkan ini kemudian mantap dikatakan Polri sama sekali tak mengarah pada indikasi teror terhadap kepolisian. “Tidak lah, dugaan itu masih jauh. Sekarang kami fokus dulu kejar pelaku yang dikatahui naik motor sport biru berhelm dan berjaket” kata dia.

 

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Jaksel AKBP Hermawan bahkan menolak mentah dugaan adanya upaya penyerangan kepada petinggi Polri melalui peristiwa ledakan ini. Dirinya berujar, hendaknya semua pihak tidak membesar-besarkan sesuatu hanya karena kebetulan sebuah peristiwa terjadi berlokasi dekat dengan kediaman anggota polisi.

 

“Tidak ada kaitannya. Hal ini tak perlu dihubung-hubungkan dengan sebuah teror atau penyerangan,” kata dia di Mapolres Jaksel Selasa (12/3). Hermawan mengatakan, fakta terkuat bahwa ledakan terjadi di ruas jalan dan bukan tepat di rumah Bachtiar sudah menjadi alasan, ini bukan teror ke polisi.

 

Terlebih, korban yang dimunculkan juga menurut dia tak sampai mengalami luka parah. Lusiana dan Agung Sunardi yang menjadi korban diketahui hanya mengalami lecet pada tangan dan hidung.  “Kalau mau teror pelaku pasti lempar ke dalam rumah langsung. Tapi ini kan faktanya terjadi di jalan raya. Jadi kaitannya masih cukup jauh,” kata Hermawan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement