Rabu 13 Mar 2013 23:57 WIB

Ribuan Bangkai Babi Mengambang di Sungai Shanghai

Peternakan Babi
Foto: Antara
Peternakan Babi

REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI -- Sebanyak 5.916 bangkai babi mengambang di sungai di Kota Shanghai, Cina. Tapi otoritas lingkungan Cina mengatakan kondisi air tetap bagus kendati beberapa bangkai babi mulai membusuk.

Namun, klaim kondisi air masih bagus dicemooh situs microblogging populer di negeri itu, Sina Weibo. "Sejak kapan babi mati dan membusuk di sebuah sungai besar bukan masalah kesehatan masyarakat?" cetus pemilik akun @Muyunsanjun2011. "Hanya terjadi di Cina," timpal pengguna Weibo lainnya.

Dilaporkan Shanghai Daily tidak jelas dari mana asal ribuan bangkai itu. Warga Shangkai menyatakan pejabat terkait yang menjamin tak ditemukan adanya polusi dalam kualitas air di kota ini.

"Jika air terkontaminasi, kami akan menabur desinfektan dan karbon aktif untuk memurnikan air," sebut seorang pejabat, seperti dikutip kantor berita Xinhua.

"Air belum terkontaminasi, Pemimpin Besar. Jadi silakan maju paling depan dan meminumnya pertama kali," komentar pemilik akun @_Nina_Burbage yang cemas air sungai itu akan mencemari air minum mereka.

Konsultan peneliti senior Julian Fyfe, menyatakan sangat mustahil ribuan bangkai tak akan mencemari air. "Bahkan jika mereka melakukan klorinasi berat sekalipun, air tetap akan tercemar," ucap konsultan yang mengkhususkan diri dalam kualitas air di University of Technology Sydney itu.

Julian berpendapat bangkai yang berhari-hari terendam air akan mencemari, terutama darah yang menetes, cairan usus yang bocor, dan polutan lain yang disebabkannya. Semua itu menurutnya menurunkan kualitas dan mengubah rasa dan warna air.

Secara terpisah Wakil Menteri Pertanian Cina, Chen Xiaohua menyatakan pihaknya sudah menguji sampel organ babi. Hasiknya hewan telah tertular sejenis circovirus yang menjadi penyebab kematiannya.

Para pejabat Cina mengakui insiden bangkai babi itu, Selasa (12/3) waktu setempat. "Menurut pemantauan, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa ada epidemi yang membuat hewan ini mati dalam jumlah masif," kata Chen Xiaohua.

Menurutnya kejadian tersebut menunjukkan bagaimana masyarakat perlu meningkatkan pekerjaan di masa depan. Pemerintah setempat mengatakan mereka sedang menyelidiki bagaimana bangkai babi itu berakhir di sungai.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement