REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Awal pekan ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menemui beberapa jendral purnawiran. Diawali dengan Prabowo Subianto dan disusul tujuh mantan jenderal di Kantor Presiden, Jakarta.
Sekretaris Kabinet, Dipo Alam menilai pertemuan tersebut tak lain silaturahim biasa seperti layaknya banyak komponen masyarakat dalam dan luar negeri yang ingin ikut berjumpa dengan SBY.
Dipo pun heran kalau ada yang beranggapan miring dari para pengamat dan politisi bahwa SBY mencari proteksi politik. "Kini atau setelah tidak jadi Presiden. Proteksi itu untuk apa? Cobahlah kita berpikir positif. Mari kita bangun etika politik yang positif," katanya, Kamis (14/3).
Ia mengatakan, permintaan untuk bertemu presiden sangat banyak sehingga istana pun kesulitan. Menurutnya, dibandingkan dua tahun lalu, permintaan bertemu presiden semakin meningkat.
Mulai permintaan audiensi di sela-sela rapat-rapat G-20, Summits oleh PBB, OKI, ASEAN dan Asia Timur, dan acara lainnya. Terlebih lagi menjelang masa akhir tugas Presiden SBY pada Oktober 2014.
Menurutnya, isu miring yang ditujukan ke SBY tidak ada gunanya meskipun suhu politik meningkat. Sebaliknya, justru semakin banyak yang ingin bersilaturahim.
“Tahun lalu saja tamu negara yang ingin jumpa dengan SBY hampir mencapai 50-an. Tahun ini lebih banyak lagi, apalagi yang di dalam negeri,” katanya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, dalam sepekan terakhir Presiden SBY telah melakukan silaturahmi dengan sejumlah tokoh-tokoh bangsa.