REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar komunikasi politik, Effendi Gazali berpendapat kecil kemungkinan Partai Demokrat mengadakan aklamasi dalam Kongres Luar Biasa (KLB).
"KLB ini masih lama. Jadi, kemungkinan kecil kalau ujung-ujungnya aklamasi," katanya, Kamis (14/3).
Menurut Effendi, jika akan berakhir dengan aklamasi, Partai Demokrat tidak perlu sampai jauh-jauh hari menyiapkan KLB tersebut. "Semakin panjang tarik ulur waktunya, semakin sulit untuk melakukan aklamasi. Kalau berakhir dengan aklamasi, mungkin KLB tersebut sudah diselenggarakan sejak minggu lalu," katanya.
Ia menilai akan ada dua kubu pada KLB yang akan diadakan di Bali akhir Maret mendatang, yakni kubu Cikeas (Susilo Bambang Yudhoyono) dan kubu mantan ketua umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum.
"Kalau kubu Anas ini riil dan solid, maka akan melakukan taktik yang paling pintar dan ini akan menjadi pertarungan anak-anak muda di berbagai daerah," katanya.
Hal berbeda disampaikan pengamat politik dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Burhanuddin Muhtadi. Ia menilai aklamasi mungkin saja terjadi jika ada kompromi di antara dua kubu.
"Tergantung sejauh mana elit Partai Demokrat membangun penyelesaian ini karena akan melibatkan dua faksi, yakni faksi Cikeas dan faksi Anas," katanya.
Namun, jika KLB tidak berakhir dengan aklamasi maka akan ada pertarungan dan gelora seperti pada waktu kongres di Bandung pada 2010. KLB Partai Demokrat akan diselenggarakan di Bali, 30 Maret 2013, untuk memilih ketua umum pengganti Anas Urbaningrum yang menyatakan berhenti dari jabatannya setelah ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).