REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertemuan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan tujuh purnawirawan jenderal TNI Rabu (13/3) lalu juga membahas mengenai kandidat capres.
Ada enam nama capres potensial yang disampaikan, yaitu Ada enam nama, Jokowi, Prabowo Subianto, Megawati Soekarnoputri, Jusuf Kalla, Aburizal Bakrie, dan Mahfud MD.
Namun, tidak ada nama Ketua Umum Partai Hanura Wiranto dalam daftar tersebut. Padahal dalam beberapa hasil jajak pendapat, nama Wiranto selalu masuk dalam daftar capres potensial.
Menanggapi hal itu, Partai Hanura tidak terlalu mempersoalkannya. "Kami kira ini pertemuan biasa saja, karena ini pertemuan elite bangsa sehingga jadi heboh. Biasa saja," kata Ketua DPP Saleh Husin, di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (15/3).
Saleh menilai, pertemuan itu merupakan kelihaian SBY untuk memainkan percaturan politik. Menurutnya, tujuh jenderal itu sebelumnya selalu berseberangan dengan Prabowo Subianto. Menariknya, dua hari sebelum bertemu tujuh mantan petinggi TNI itu SBY juga bertemu dengan Prabowo di istana.
"Tapi Pak SBY sebelumnya kan mengundang Pak Prabowo dan mengundang untuk jadi succesornya. Beliau mematahkan sendiri apa yg menjadi sinyalemen yang ia bangun dua hari sebelumnya," ujar Saleh.
Tujuh purnawirawan jenderal TNI yang bertemu dengan presiden SBY adalah mantan wakil panglima TNI Jenderal (Purn) Fachrul Razi, Jenderal (Purn) Luhut Pandjaitan, Subagyo HS, Agus Wijoyo, Johnny Josephus, Sumardi, dan Suaidi Marasabessy.
Sehari sebelum bertemu tujuh jenderal itu, SBY juga menerima Prabowo Subianto di istana.