REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI -- Pekerja Cina telah menemukan lebih dari 12 ribu bangkai babi dari sungai di Kota Shanghai dan Jiaxing selama sepekan terakhir.
Surat kabar The South China Morning Post yang mengutip sumber pemerintah Cina, Ahad (17/3) mengatakan bahwa hampir sebanyak 9 ribu bangkai babi ditemukan di sebuah sungai di Shanghai, dan 3.600 babi mati lainnya di temukan di Jiaxing.
Pihak berwenang juga menemukan jejak virus babi di beberapa bangkai yang mengambang di Sungai Huangpu pekan ini.
’’Otoritas pengawasan hewan Shanghai menemukan circovirus babi, penyakit yang umum di kalangan babi yang tidak diketahui menginfeksi manusia. Sebanyak 13 dari 20 sampel organ yang diambil dari bangkai babi diambil dari Huangpu," kata kementerian pertanian Palestina seperti dikutip dari Al Jazeera, Ahad (17/3).
Pihak berwenang Cina juga mengatakan bahwa setelah pemeriksaan intensif dilakukan, mereka belum menemukan produk daging babi dibawah standar pasar. Kualitas air juga terus mereka pantau.
Shanghai menyalahkan para petani di daerah tetangga Provinsi Zhejiang yang membuang babi diduga telah mati karena penyakit ke hulu sungai. Tapi para pejabat daerah itu mengaku hanya sebuah produsen tunggal yang melakukannya.
Daging babi menyumbang 64 persen dari produksi daging total Cina tahun lalu. Penduduk perkotaan Cina mengkonsumsi sekira 21 kilogram (45 pon) daging per orang pada tahun 2011 lalu.