REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Seorang pemimpin agama di Pakistan, Dr. Tahir-ul-Qadri, Ahad (17/3) mengumumkan partainya akan memboikot pemilihan anggota parlemen. Sebab, wajah lama akan kembali ke parlemen dan tak akan ada perubahan positif.
Qadri menyampaikannya saat berpidato di hadapan ribuan pendukungnya di Kota Rawalpindi. Dia mengatakan Partainya, Awami Tehrik Pakistan, akan menggelar pertemuan terbuka sebagai protes pada hari pemungutan suara di Islamabad dan beberapa kota besar lain.
Qadri memimpin ribuan pendukungnya dalam pawai ke Islamabad pada Januari guna menuntut pembaruan sistem pemilihan umum. Pawai itu berakhir setelah empat hari aksi duduk di luar parlemen ketika tim perunding pemerintah berjanji akan menerima tuntutan mereka.
''Qadri mengatakan pemilihan umum akan tidak sah sebab Komisi Pemilihan Umum tidak konstitusional menurut ketentuan undang-undang dasar,'' demikian laporan Xinhua yang dipantau Antara di Jakarta, Senin.
Ia menyatakan semua orang yang diduga terlibat dalam korupsi itu akan mencalonkan diri dan sampai ke majelis.
"Partai saya takkan menjadi bagian dari sistem pemilihan umum yang korup,'' katanya. ''Sistem yang dioperasikan oleh orang yang juga korup.''