REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Hannan Putra
Tidaklah sekali-kali Allah mengambil sesuatu dari hamba-Nya. Bahkan sebenarnya, Allah akan menggantinya bagi si hamba dengan yang lebih baik jika bersabar dan berharap pahala dari-Nya.
Allah SWT berfiriman dalam sebuah Hadis Qudsi, “Barang siapa yang Kuambil kedua anggota tubuh kesayangannya (yakni kedua matanya), lalu ia bersabar, niscaya Aku masukkan dia ke dalam surga sebagai ganti keduanya. Barang siapa yang Aku cabut nyawa buah hati-Nya dari kalangan penduduk dunia, kemudian ia berharap pahala (dari-Ku), niscaya Aku berikan surga kepadanya sebagai ganti-Nya.”
Jadi, janganlah meratapi musibah yang menimpa diri. Sesungguhnya Allah tengah mempersiapkan surga baginya. Pahala dan ganti yang besar telah menantinya jika ia lulus dalam ‘ujian’ kehidupan.
Sesungguhnya para wali Allah adalah orang yang paling banyak mengalami musibah dan cobaan. Mereka menjadi pusat perhatian kelak di surga Firdaus, karena dikatakan kepada mereka, “Kesejahteraan dan kebahagiaan bagi kalian, karena kalian telah bersabar dalam menaati Allah dan menerima cobaan-Nya. Surga adalah sebaik- baik tempat kesudahan.” (QS. 13:24).
Suatu musibah yang dihadapi dengan kesabaran akan mempunyai dua hasil. Pahalanya di akhirat nanti dan gantinya di dunia dengan yang lebih baik.
“Mereka itulah orang-orang yang mendapat ampunan dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. 2 :157).
Selamat buat orang-orang yang mengalami musibah dan bencana, karena mereka akan mendapatkan berita gembira ini. Sesungguhnya usia dunia ini sangat pendek dan kekayaan yang ada padanya tiada harganya, sedang pahala di akhirat lebih baik dan lebih kekal.
Jadi, siapa yang mendapat musibah di negeri dunia ini, maka ia akan beroleh kecukupan di akhirat sana. Barang siapa yang mengalami kelelahan di dunia (karena melaksanakan ketaatan atau mendapat musibah), maka ia akan beroleh kerehatan di sana.
Adapun orang-orang yang menggantungkan dirinya dengan dunia, merindukannya, dan merasa tenang dengannya, maka hal terberat yang dirasakan oleh hati mereka adalah bila tidak mendapatkan bagian darinya dan tidak mendapatkan kesenangannya.
Demikian itu karena mereka hanya menginginkan dunia semata. Oleh sebab itu, terasa beratlah bagi mereka setiap musibah dan bencana yang menimpa diri mereka di dalamnya, sebab mereka hanya memandang ke bawah telapak kaki mereka, dan mereka tidak mau melihat, kecuali hanya ke arah dunia yang fana, murah, dan tiada harganya.
Wahai orang-orang yang mengalami musibah, sebenarnya tiada sesuatu pun yang hilang dari kalian, bahkan sebenarnya kalian adalah orang-orang yang beroleh keuntungan.
Sesungguhnya musibah yang dikirimkan kepada kalian itu mengandung berita yang mewartakan akan adanya kelembutan, kasih sayang, pahala, dan pilihan yang terbaik bagi kalian.
Sesungguhnya sudah menjadi keharusan bagi orang yang tertimpa musibah untuk bersikap tabah dan sabar agar kelak ia dapat melihat keuntungan yang akan diperolehnya di kemudian hari. Anggaplah musibah yang menimpa sebagai rahmat sekalipun terlihat menderita karenanya.
Allah berfirman, “Lalu didirkanlah di antara mereka (orang-orang mukmin dan orang-orang munafik) dinding yang mempunyai pintu, yang di sebelah dalamnya ada rahmat (surga) dan di sebelah luamya ada siksa (neraka).”
(QS 57: 13)
Ketahuilah bahwa pahala yang ada di sisi Allah itu lebih baik, lebih kekal, lebih menyenangkan, lebih nikmat, lebih mulia, dan lebih tinggi.